Menjadi puncak tertinggi rantai makanan di Pulau Sumatra, Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada di ambang kepunahan. Hal ini terjadi karena hilang habitat dan perburuan ilegal yang tidak terkendali.
Harimau sumatera merupakan sub spesies terakhir yang ada di Indonesia. Dua kerabatnya yaitu Harimau Bali (Panthera tigris balica) tahun 1937 individu terakhirnya mati ditembak di daerah Sumber Kima, Bali. Kemudian individu Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) punah awal tahun 1980an.
Akankah Harimau sumatera juga punah, menyusul kedua saudaranya tersebut?
Morfologi dan karakteristik Harimau Sumatera
Harimau sumatera memiliki tubuh yang lebih kecil dari spesies Harimau kontigental (Panthera tigris tigris). Warna kulitnya relatif lebih gelap, mulai dari kuning kemerahan hingga oranye tua dan memiliki garis loreng yang lebih rapat.
Jantan dewasa Harimau sumatera bisa memiliki tinggi hingga 60 cm dan panjang keseluruhan 250 cm dengan berat hinga 150 kg. Betinanya memiliki panjang rata-rata 198 cm dan berat hingga 91kg.
Harimau sumatera memiliki selaput tipis yang berada di sela-sela jarinya. Selaput tersebut berguna untuk membantunya berenang hingga puluhan kilometer.
Tidak hanya itu, Harimau sumatera juga memiliki kemampuan melompat yang hebat. Tubuhnya yang relatif ringan membuatnya bisa melompat mencapai ketinggian 5 meter sejauh 6 meter dalam sekali lompatan.
Keunikan Harimau Sumatera
Harimau memiliki keunikan. Pupil matanya berbeda dengan keluarga kucing pada umumnya. Pupilnya berbentuk bulat. Kemampuan penglihatannya 6 kali lebih tajam daripada penglihatan manusia untuk melihat mangsa dari jauh.
Cakar Harimau sumatera sangat kuat untuk mencabik dan melumpuhkan mangsa. Bahkan cakarnya bisa menghancurkan tengkorak Beruang Madu (Helarctos malayanus) sekalipun.
Walaupun bukan binatang air apa lagi amfibi, Harimau sumatera memiliki hobi layaknya amfibi yaitu berendam di dalam air. Bahkan hanya sekadar berdiam diri untuk me time.
Perlindungan dan Ancaman
Setelah masuk daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Satwa ini masuk spesies kritis dan terancam punah (CR).
Risiko kepunahannya sangat tinggi jika terus menerus populasinya menyusut. Harimau sumatera Pemerintah Indonesia lindungi lewat UU Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Ada berbagai penyebab berkurangnya populasi Harimau sumatera seperti deforestasi dan perburuan ilegal. Meluasnya deforestasi dan alih fungsi hutan menjadi perkebunan dan permukiman kerap memicu konflik satwa dan manusia.
Selain desforestasi, perburuan juga menjadi salah satu penyebab menyusutnya populasi harimau. Sejak hidup hingga matinya, pemburu dan penjual kerap mengambil bagian tubuh harimau untuk berbagai tujuan.
Jika sudah mati, mereka mengambil ambil bagian-bagian tubuh harimau. Setelah itu bagian-bagian tubuh itu mereka kembali perdagangkan secara ilegal sebagai barang seni atau bahan obat tradisional.
Bagian tubuh harimau banyak masyarakat cari. Mereka mempercayai menjadi obat, jimat dan produk pabrik seperti tas, pakaian sepatu, jaket hingga karpet.
Tidak jarang masyarakat masih mempercayai jika memiliki bagian tubuh harimau akan menjadi karismatik dan kuat seperti individu harimau saat masih hidup.
Harga bagian tubuh harimau biasanya dibanderol dengan harga jutaan rupiah. Seperti kulit harimau bisa mencapai Rp 2.500.000 hingga Rp 5.000.000.
Penulis : A. Zenobia Anwar
Editor : Ari Rikin
Sumber: gardaanimalia.com greeners.co wwf.id