Jakarta (Animalium.id) – Dahulu dugong pernah hidup damai dalam habitatnya di China. Namun, karena maraknya perburuan, kerusakan habitat, dan intervensi manusia, membuat mamalia ini punah secara fungsional.
Penelitian Lin et al (2022) yang kemudian ia publikasikan dalam Royal Society Open Science mengungkap hal itu. Dalam penelitian itu, kepunahan secara fungsional berarti punahnya suatu spesies karena sudah tidak adanya laporan tentang keberadaannya. Selain itu juga ketika spesies sudah tidak dapat menjalankan fungsi pentingnya lagi bagi ekosistem.
Dugong (Dugong dugon) merupakan satu-satunya mamalia laut yang mengkonsumsi tumbuhan (herbivora). Berat tubuhnya dapat mencapai lebih dari 300 kilogram dengan panjang tubuh dapat mencapai 3 meter.
Dugong dugon merupakan satu-satunya spesies yang masih hidup hingga saat ini dari family dugongidae. Dugong sering dapat sebutan “sapi laut” karena mereka senang menghabiskan waktunya di dasar laut dangkal tepatnya di hamparan padang lamun.
Fakta lainnya, Dugong dapat hidup hingga berumur 70 tahun. Tetapi mereka memiliki laju reproduksi yang sangat lambat. Hal ini tentu menyulitkan dugong untuk meningkatkan kembali populasinya di alam. Bahkan, ketika dugong kekurangan lamun untuk dikonsumsi, mereka akan menunda proses kembangbiaknya.
Tergolong Spesies Rentan Punah
Saat ini spesies ini telah terdaftar dalam International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sebagai spesies rentan (vulnerable) secara global. Di samping itu, pemerintah China melalui Dewan Negara Tiongkok sejak tahun 1988 juga telah mengklasifikasikan dugong sebagai hewan kunci tingkat pertama yang mereka lindungi.
Untuk memastikan kondisinya di alam, para peneliti telah melakukan survei terhadap 788 nelayan dengan pengalaman rata-rata 25 tahun di laut pesisir China Selatan. Cakupan wilayahnya meliputi 4 provinsi yaitu Hainan, Guangxi, Guangdong dan Fujian.
Ironisnya, hanya 5 % nelayan yang melaporkan pernah bertemu dengan dugong di habitatnya. Hanya 3 orang nelayan yang pernah bertemu dengan dugong secara langsung dalam 5 tahun terakhir ini.
Sejarah Dugong di China
Di samping itu, para peneliti juga mempelajari catatan sejarah tentang dugong di China dari abad ke-20 hingga sekarang. Mereka tidak menemukan catatan dari pengamatan di lapangan yang terverifikasi sejak tahun 2000. Jumlah dugong di China telah mencapai puncaknya pada 1961, dan mulai mengalami penurunan dengan drastis sejak tahun 1975.
Para peneliti menyimpulkan, spesies Dugong dugon ini merupakan vertebrata (hewan bertulang belakang) besar pertama yang punah di perairan China. Walaupun demikian, dugong masih dapat kita temukan di belahan dunia lainnya.
Mereka masih tersebar di lepas pantai 37 negara dari Afrika Timur hingga Pasifik Barat. Menurut para peneliti, kepunahan dugong di China dapat menjadi pengingat yang serius bagi kita, bahwa kepunahan dapat terjadi sebelum tindakan konservasi yang efektif dilakukan.
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin
Sumber: Lin M et al. 2022 Functional extinction of dugongs in China. R. Soc. Open Sci. 9: 211994.