Beruang Madu Kehilangan Habitatnya di Alam

Beruang Madu Kehilangan Habitatnya di Alam

Jakarta (Animalium.id) – Kasus konflik beruang madu dengan masyarakat beberapa bulan belakangan ini terjadi. Beruang madu (Helarctos malayanus) kerap kali masuk ke dalam perkebunan warga. Konflik terjadi karena menyusutnya habitat satwa tersebut.

Oktober lalu, beruang madu masuk ke perkebunan warga di Dempo Utara, Kota Pagaralam, Sumatra Selatan. Satwa dilindungi tersebut memakan jagung di kebun warga Dusun Talang Tinggi dan merusak dapur milik warga Dusun Muara Siban.

Kepala Resor Konservasi Wilayah (RKW) V, Gumay Feldi mengungkapkan, pihaknya saat ini telah memasang kotak jebakan untuk menangkap dan mengembalikan ke habitat aslinya.

Feldi menambahkan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di perkebunan sementara waktu. Hal ini untuk menghindari terjadinya konflik satwa dengan manusia.

Pada bulan Juli 2022 juga terjadi kasus masuknya beruang ke perkebunan warga di Kelurahan Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai Barat, Pekanbaru, Provinsi Riau. Kimin penjaga kebun menyatakan, beruang tersebut ia temukan memakan hasil perkebunan berupa umbut kelapa dan cempedak.

Selain itu, tim Wild Life Rescue Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau yang turun berhasil menemukan bekas cakaran yang mirip dengan cakaran beruang di pohon sekitar perkebunan. Tim juga memasang kamera trap di kawasan perkebunan guna memantau serta memastikan jumlah individu serta jenis satwa yang diduga beruang madu tersebut.

Habitat Beruang Madu

Sebelumnya Juni 2022, juga terjadi konflik antara satwa beruang madu dengan masyarakat di Jorong Pinagar, Pasaman Barat, Sumatra Barat. Satwa tersebut memasuki kawasan pemukiman masyarakat. Sekitar 7 km dari hutan terdekat di kaki Gunung Talamau.

Beruang madu menyerang seorang warga yang sedang membetulkan pipa air di perbukitan sekitar pemukiman. Akibat serangan beruang, warga tersebut mendapat luka cakaran di telinga kanan dan dekat matanya.

Tim BKSDA Resor Pasaman Barat yang turun ke lokasi kejadian bersama masyarakat sekitar memasang jebakan beruang madu. Setelah tertangkap satwa tersebut akan langsung direlokasi ke habitat aslinya yang jauh dari aktivitas manusia.

Menurut penelitian Servheen (1999), pemicu terjadinya konflik antara manusia dengan beruang madu ialah hilangnya habitat. Selain itu, kurangnya sumber makanan juga menjadi penyebab keluarnya beruang madu dari habitat aslinya.

Masuk Kategori Rentan

Status konservasi beruang madu di Indonesia telah dapat perlindungan lewat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 106 Tahun 2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) status konservasi beruang madu ialah rentan (vulnerable). Sedangkan status perdagangnya menurut Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) adalah dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional (Appendiks 1).

Beruang madu senang memakan buah-buahan dan madu di alam. Ciri khasnya terletak pada corak putih atau kuning seperti kalung pada dadanya. Ukuran tubuhnya merupakan yang terkecil jika dibandingkan dengan jenis beruang lainnya di dunia.

Penulis : Anisa Putri S

Editor : Ari Rikin

Sumber : Berbagai sumber