Sanca bola, atau dikenal dengan nama ball python (Python regius), adalah ular tidak berbisa asal Afrika yang populer berkat perilakunya yang menarik serta sifatnya yang tenang. Sesuai dengan namanya, sanca bola akan menggulungkan tubuhnya menjadi bola yang padat dengan posisi kepala di tengah ketika merasa terancam.
Memiliki Ukuran Tubuh yang Kecil
Ular ini dapat mempunyai panjang tubuh hingga 1.5 m dengan berat mencapai 3 kg untuk jantan dan berukuran lebih kecil untuk betina. Meskipun angka tersebut terlihat menakjubkan, nyatanya, hewan ini tampak kecil jika dibandingkan ular sanca jenis lainnya.
Secara umum, sanca bola memiliki warna dasar cokelat kehitaman dengan pola bercak-bercak. Pola bercak ini berkisar antara kuning hingga krem dan sangat membantu mereka dalam menyamarkan keberadaan mereka.
Habitat
Sanca bola merupakan hewan dengan habitat padang rumput dan hutan terbuka. Mereka mampu tinggal di tempat kering dan lembab, namun lebih sering ditemukan di daerah kering atau daratan.
Sebagai hewan nokturnal, mereka sangat aktif pada malam hari untuk berburu mangsanya. Sedangkan di siang hari, mereka menghabiskan waktu dengan bersembunyi di bawah serasah daun, batang kayu dan lubang mamalia.
Reproduksi
Sanca bola betina memiliki pola reproduksi yang menarik dan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Biasanya, sanca bola mencapai kematangan seksual antara usia 2 hingga 3 tahun, tergantung pada ukuran dan kondisi kesehatannya. Proses kawin terjadi setelah musim penghujan di alam liar, karena pada periode ini makanan dan kelembapan lebih melimpah.
Setelah kawin, sanca bola betina mengalami masa gestasi sekitar 2–4 bulan. Betina akan bertelur sekali dalam satu siklus reproduksi, dengan jumlah telur berkisar antara 6-10 butir. Selama periode ini, mereka akan tubuhnya di sekitar telur.
Peran Penting Sanca Bola
Sanca bola memainkan peran penting sebagai pengendali hama alami di ekosistemnya. Sebagai predator yang memangsa berbagai jenis hewan kecil, terutama mamalia seperti tikus, sanca bola membantu menjaga populasi hama dalam batas yang seimbang.
Tikus dan hewan pengerat lain dapat menjadi hama yang merusak tanaman, mengganggu persediaan pangan, serta menyebarkan penyakit. Dengan memangsa hewan-hewan ini, sanca bola berkontribusi pada pengendalian alami populasi hama, yang pada akhirnya mendukung kesehatan ekosistem serta membantu manusia, terutama petani, mengurangi kerugian akibat hama.
Melalui catatan konservasi IUCN, saat ini mereka berada pada status Near threatened (hampir terancam) dengan tren populasi menurun. Sehingga perlu dilakukan upaya dalam memperbaiki lingkungan hidup mereka agar kelestariannya tetap terjaga.
Penulis: Aas Ratnasari
Disunting oleh: Hani