Mempelajari Ikan Dewa, Hewan yang Sarat Mitos

Mempelajari Ikan Dewa, Hewan yang Sarat Mitos

Siapa yang tidak asing dengan kisah Prabu Siliwangi, pemimpin tersohor dari Kerajaan Padjajaran. Masyarakat Sunda percaya, bahwa ikan dewa adalah perwujudan pengawal Prabu Siliwangi yang tidak setia pada titah Sang Raja.
Mitos lainnya mengatakan bahwa kehadiran ikan dewa bermula dari leluhur yang datang dan menitipkan sumber mata air beserta ikan dewa di dalamnya, sehingga desa dapat terselamatkan dari kekeringan.
Kepercayaan ini diperkuat dengan langkanya wujud ikan ini terlihat oleh warga, seakan menegaskan eksistensinya yang penuh mitos.

Bentuk Tubuh dan Siklus Hidup
Sebagai anggota dari keluarga Cyprinidae. Ikan ini memiliki kepala yang mirip dengan ikan mas, tetapi memiliki ukuran badan yang lebih besar. Ikan dewa memiliki morfologi yang khas, termasuk rahang yang besar.
Sebagai hewan omnivora, bentuk tubuh dan rahang tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi ikan dewa. Contohnya pada bentuk tubuhnya yang agak pipih, memungkinkan ikan dewa berburu dengan baik, dan menghancurkan mangsanya dengan efektif.
Siklus hidup ikan dewa umumnya serupa dengan ikan air tawar lainnya. Berbeda dengan jenis lain di dalam keluarga ikan mas. Dalam satu kali bertelur, ikan dewa hanya dapat menghasilkan telur sekitar 1000 butir dengan kemungkinan menetas sebanyak 80%.

Persebaran dan Peran Ikan Dewa di Alam
Ikan dengan nama latin Neolissochilus soro (sebelumnya bernama Tor soro) merupakan ikan yang dapat ditemui tersebar di wilayah Asia Tenggara.
Di Indonesia, ikan ini dapat ditemui di pulau Jawa dan Sumatera, namun beberapa penelitian mengatakan ikan ini juga terlihat di Kalimantan dan Sulawesi. Sedangkan di negara lain ikan ini tersebar di kawasan Vietnam, Malaysia dan Thailand.

Secara ekologi, ikan dewa merupakan jenis hewan yang turut menjaga ekosistem air tawar dengan berperan dalam proses siklus nurtisi. Kehadirannya juga dapat menjadi indikator kebersihan air karena habitat alaminya di air yang jernih dengan substrat berbatu ataupun berpasir.
Untuk saat ini, berdasarkan catatan International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, status ikan dewa ditetapkan sebagai least concern atau memiliki tingkat risiko penurunan populasi yang rendah.

Penulis: Hania