Indonesia merupakan negara kepulauan yang lengkap dengan kekayaan kuliner tradisional di masing-masing daerahnya. Pempek menjadi salah satu makanan khas daerah Sumatera, Indonesia, yang terkenal di kalangan masyarakat. Ikan tenggiri yang selama ini menjadi bahan utama pempek ternyata adalah bahan pengganti dari bahan baku utama yang sebelumnya digunakan, yaitu ikan belida yang berasal dari famili Notopteridae.
Persebaran dan Pemanfaatan
Di Indonesia, ikan belida dapat ditemukan di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Pemakan ikan kecil dan serangga ini biasanya ditemukan di sungai dataran rendah dan anak sungai, serta aliran sungai yang tertutup hutan. Di Palembang, masyarakat sekitar menjadikan ikan belida sebagai maskot karena pemanfaatannya yang beragam untuk kuliner khas daerahnya seperti masakan pindang, kerupuk, hingga pempek yang terkenal di seluruh Indonesia. Dahulu, ikan belida dipilih sebagai bahan utama pempek dikarenakan keunikan dan rasanya yang superior. Menurut tradisi, pempek yang paling lezat dibuat dari ikan belida atau belido (Chitala lopis). Rasa belida yang kaya dan kuat menjadikannya lebih mahal dan sangat diminati untuk pembuatan pempek.
Status Konservasi
Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 tahun 2021, ikan belida sudah masuk ke dalam kategori ikan yang dilindungi. Karena jumlahnya yang sedikit bahkan terus menerus mengalami penurunan, ikan belida tidak lagi digunakan untuk bahan baku makanan daerah palembang, termasuk pempek. Bahkan, salah salah satu jenis ikan belida yaitu Chitala lopis sudah sempat dinyatakan punah. Tetapi kabar baiknya, individu belida ini kembali ditemukan di daerah sebarannya.
Tahun 2023, Badan Pusat Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merilis pernyataan bahwa ditemukan kembali ikan yang punah di Pulau Jawa, setelah ditemukan terakhir pada tahun 1851 dan dinyatakan punah di tahun 2020.
Ikan belida ditemukan kembali melalui analisis koleksi yang telah dikumpulkan dari November 2015 hingga September 2023 di 34 lokasi di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Setelah membandingkan data DNA barcoding dengan data genetik global BOLD dan karakteristik morfologi dengan koleksi spesies Chitala lopis di Natural History Museum, London, tim peneliti menyimpulkan bahwa spesies tersebut adalah C. lopis. Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of Endangered Species Research Volume 52, November 2023. Penemuan ini berhasil membantah kepunahan Chitala lopis sekaligus menjawab persoalan taksonomi ikan belida di Indonesia.
Penulis : Agahari Lindi