Bunglon pohon (Bronchocela jubata) adalah salah satu spesies reptil yang menarik perhatian karena kemampuan kamuflase dan perilakunya yang unik. Hewan ini sering ditemukan di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dan memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya menonjol di kalangan pengamat hewan dan pecinta reptil.
Ciri Fisik dan Habitat
Bunglon pohon memiliki tubuh yang ramping dan panjang, dengan ukuran yang bisa mencapai 40 cm termasuk ekor. Warnanya bervariasi dari hijau terang hingga cokelat, yang memungkinkannya untuk berkamuflase dengan lingkungan sekitarnya, terutama dedaunan dan ranting pohon. Ciri khas lainnya adalah jambul berduri di bagian belakang kepala hingga leher, yang memberikannya nama “jubata”.
Habitat asli bunglon pohon adalah hutan tropis, hutan sekunder, dan area berhutan lainnya yang memiliki banyak vegetasi. Mereka sering ditemukan di atas pohon, semak-semak, dan tumbuhan rendah, dimana mereka dapat bergerak dengan gesit di antara ranting dan dedaunan. Keberadaan bunglon pohon di berbagai habitat ini menunjukkan adaptabilitasnya yang tinggi terhadap lingkungan yang beragam.
Perilaku dan Kebiasaan
Bunglon pohon dikenal dengan perilaku kamuflasenya yang luar biasa. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk menghindari predator dan mendekati mangsa tanpa terdeteksi. Bunglon pohon dapat mengubah warna kulitnya untuk menyatu dengan lingkungan sekitarnya, seperti dedaunan hijau atau batang pohon cokelat.
Selain kamuflase, bunglon pohon juga memiliki kebiasaan berburu yang menarik. Mereka adalah pemakan serangga dan invertebrata kecil, seperti belalang, jangkrik, dan kupu-kupu. Bunglon pohon menggunakan lidahnya yang panjang dan lengket untuk menangkap mangsa dengan cepat dan efisien. Saat berburu, mereka menunjukkan kesabaran dan keterampilan mengintai, sering kali diam di satu tempat dan bergerak perlahan saat mendekati mangsa.
Reproduksi dan Siklus Hidup
Siklus hidup bunglon pohon mencakup tahap-tahap yang menarik mulai dari telur hingga dewasa. Setelah kawin, betina akan meletakkan telurnya di tempat yang tersembunyi, seperti di bawah daun atau di celah-celah pohon. Telur akan menetas setelah beberapa minggu, dan anak bunglon yang baru menetas akan segera memulai kehidupan mandiri mereka.
Anak bunglon memiliki warna dan pola yang mirip dengan induknya, tetapi lebih kecil dan lebih rentan terhadap predator. Mereka tumbuh dan berkembang dengan cepat, melalui beberapa tahap pergantian kulit seiring pertumbuhan mereka.
Ancaman dan Konservasi
Meskipun bunglon pohon masih cukup umum ditemukan, mereka menghadapi beberapa ancaman yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Hilangnya habitat akibat deforestasi dan urbanisasi merupakan ancaman utama. Selain itu, perburuan untuk perdagangan hewan peliharaan eksotis juga dapat mengurangi populasi mereka di alam liar.
Upaya konservasi sangat penting untuk menjaga kelestarian bunglon pohon. Melindungi habitat alami mereka dengan mengurangi deforestasi dan mendukung reboisasi adalah langkah penting. Selain itu, regulasi perdagangan hewan eksotis dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga bunglon pohon di habitat alaminya juga sangat diperlukan.
Penutup
Bunglon pohon adalah salah satu reptil yang menakjubkan dengan kemampuan kamuflase dan adaptasi yang luar biasa. Keberadaannya di hutan-hutan tropis Asia Tenggara tidak hanya menambah keanekaragaman hayati, tetapi juga menunjukkan keindahan dan keunikan alam. Dengan upaya konservasi yang tepat, kita dapat memastikan bunglon pohon tetap menjadi bagian dari ekosistem kita, memberikan manfaat ekologis dan keindahan bagi generasi mendatang.
Penulis : Ady Kristanto