Puncak rantai makanan selalu memiliki banyak hal yang menyenangkan untuk dipelajari lebih jauh. Salah satunya adalah buaya muara, hewan hiperkarnivora yang menempati tahta tertinggi predator perairan asin.
Buaya muara (Crocodylus porosus), adalah reptil terbesar di dunia yang berasal dari keluarga Crocodylidae. Ukuran tubuh betinanya dapat mencapai panjang 5 meter dengan bobot seberat 500 kg, sedangkan tubuh jantannya dapat mencapai lebih dari 6 meter dengan bobot lebih dari 1000 kg.
Pola Makan dan Perilaku Berburu
Memiliki moncong yang lebih lebar daripada jenis buaya lainnya. Buaya muara juga dilengkapi dengan rahang yang kuat yang memudahkan mereka dalam menerkam mangsa.
Pada usia muda, sumber makanan anak buaya umumnya masih terbatas pada hewan-hewan kecil seperti, ikan kecil, kodok, serangga, dan invertebrata kecil. Namun, seiring bertambah dewasa, jenis makannya dapat menjadi sangat bervariasi.
Ketika memasuki usia dewasa, buaya muara dapat mengkonsumsi target yang berukuran cukup besar seperti monyet, orangutan, rusa, kangguru, kerbau, bahkan hiu dan manusia.
Hal ini didukung oleh kemampuan berburunya yang tinggi. Buaya muara dewasa dapat menyelam dalam air selama satu jam tanpa bernapas. Sebagai perenang yang handal, kemampuan buaya muara memudahkan mereka memperluas daerah berburu mulai dari perairan asin hingga tawar. Selain itu, mereka juga diketahui dapat melompat cukup tinggi untuk menangkap mangsanya.
Siklus Hidup
Buaya muara melakukan perbanyakan individu melalui proses bertelur. Umumnya mereka akan mulai memasuki musim bertelur pada bulan November dan Maret.
Buaya muara betina mampu menghasilkan 40 hingga 60 telur yang diletakkan pada sarang di lumpur hulu sungai. Telur-telur tersebut membutuhkan waktu 90 hari untuk berkembang dengan baik.
Uniknya, penentuan jenis kelamin anakan buaya muara terjadi berdasarkan suhu di sekitarnya. Pada suhu di bawah 30°C mereka akan menetas menjadi betina. Sedangkan pada suhu di atas 32°C, telur-telur tersebut akan menetas menjadi jantan.
Persebaran dan Status Populasi
Dikenal sebagai hewan dengan adaptasi yang baik, buaya muara dapat ditemukan tersebar di wilayah Asia Selatan, Asia Tenggara hingga Australia dan Mikronesia.
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, populasinya saat ini memiliki tingkat risiko penurunan populasi yang rendah (Least concern). Meskipun begitu, status buaya muara di Indonesia saat ini termasuk dilindungi dalam PerMen LHK no 106 tahun 2018.
Satu-satunya ancaman yang nyata bagi buaya muara adalah perburuan liar. Umumnya, perburuan pada buaya muara dimaksudkan untuk mengambil kulitnya sebagai bahan baku pembuatan tas dan sepatu. Selain itu, adanya perubahan habitat akibat alih fungsi lahan dan pemanasan global juga dilansir menjadi ancaman yang harus dihadapi buaya muara di masa mendatang.
Penulis : Hania Chusni