Jakarta (Animalium.id) – Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) merupakan hutan konservasi yang menjadi habitat bagi flora dan fauna endemik dari Jawa Barat. Kawasan tersebut tak hanya menjadi area pelepasliaran satwa liar lingkup wilayah Cirebon, Majalengka dan Kuningan, melainkan juga serahan satwa liar dari DKI Jakarta.
Melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta, tujuh satwa hasil serahan masyarakat Jakarta diserahkan ke Balai TNGC. Sebelumnya, tujuh satwa itu mendapat rehabilitasi oleh Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tegal Alur.
Ketujuh satwa tersebut ialah Landak jawa (Hystrix javanica) satu ekor, Musang pandan (Paradoxurus hermaphroditus) dua ekor, Kukang jawa (Nycticebus javanicus) satu ekor, dan Kucing hutan (Felis bengalensis) tiga ekor.
Pihak Balai TNGC melepasliarkan ketujuh satwa tersebut pada Kamis (3/11) di kawasan TNGC lingkup Seksi Pengelolaan TN Wilayah II Majalengka pada ketinggian 1.450 meter di atas permukaan laut.
Satwa Liar Berkondisi Sehat
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh dokter hewan, satwa liar berada dalam kondisi sehat dengan kondisi fisik yang sempurna. Tidak ada gejala penyakit yang menyertai, serta memiliki sifat alami yang siap untuk dilepasliarkan kembali ke habitatnya.
Kepala Balai TNGC, Maman Surahman berharap, dengan bertambahnya penghuni baru akan memberikan keseimbangan ekosistem yang baik bagi komunitas yang ada di habitat TN Gunung Ciremai. Terutama bagi penyangga kehidupan manusia yang ada di sekitarnya.
Maman juga mengapresiasi semua pihak yang telah berupaya menyelamatkan satwa liar.
Karakteristik TNGC
Kawasan hutan TNGC memiliki tutupan lahan berupa hutan alam campuran. Kawasan ini berisi beragam jenis pohon yang khas hutan pegunungan seperti pohon masawa (Anisoptera sp), saninten (Castanopsis argentea), pasang (Lithocarpus sp), beunying (Ficus fistulosa), walen (Ficus ribes), pinus (Pinus merkusii), kaliandra merah (Calliandra calothyrsus), serta kaliandra putih (Calliandra tetragona).
Kawasan TNGC sendiri masuk ke dalam tiga wilayah kabupaten. Wilayahnya meliputi Kabupaten Kuningan seluas 8.792,21 hektar (ha) (59,24%), Kabupaten Majalengka 6.031,26 ha (40,64%) dan Kabupaten Cirebon seluas 17,83 ha (0,12%).
TNGC Memiliki rata-rata curah hujan 2.500 hingga 4.500 mm/tahun dengan intensitas hujan terendah 13,6 mm/hari dan tertinggi 34,8 mm/hari.
Penulis : Anisa Putri S
Editor : Ari Rikin
Sumber : Siaran Pers Balai TNGC No. SP.16/T.33/TU/HMS/11/2022