Manusia dan Perubahan Fatal Migrasi Burung

Manusia dan Perubahan Fatal Migrasi Burung

Migrasi merupakan strategi penting bagi banyak spesies burung untuk mencari kondisi lingkungan terbaik seperti sumber makanan, tempat berkembang biak, atau iklim yang cocok. Namun, dengan meningkatnya aktivitas manusia dan perubahan lanskap seperti konstruksi infrastruktur, penggunaan lahan, dan bahaya akibat manusia, peluang bertahan hidup bagi burung migran menjadi semakin terancam.

Para peneliti menduga bahwa kematian yang disebabkan manusia (misalnya tabrakan dengan saluran listrik, kerusakan habitat, atau gangguan lain) bisa berdampak pada pilihan migrasi burung. Studi ini mencoba menguji apakah kematian akibat manusia dapat mengubah proporsi burung migran vs non-migran dalam populasi seiring waktu.

Metode Penelitian dan Hipotesis

Penelitian ini fokus pada populasi Great Bustard (Otis tarda), burung besar dengan pola migrasi sebagian (artinya dalam satu kelompok bisa ada burung migran dan burung menetap). Sampel melibatkan burung jantan dewasa di kawasan pemijahan/spesies mereka di Spanyol. Studi berlangsung selama 16 tahun, dengan data dari hitungan populasi dan pelacakan radio terhadap 180 individu.

Peneliti menggunakan dua metode utama: survei populasi (menghitung jumlah migran vs menetap dalam tiap musim) dan pelacakan individu melalui penanda radio. Dengan cara ini, mereka bisa memantau siapa migran, berapa jauh mereka berpindah setelah musim kawin, dan siapa yang tetap tinggal. Dari data itu, mereka menilai tingkat kematian, penyebab kematian, dan bagaimana proporsi migran vs non-migran berubah seiring waktu. Hipotesis utama adalah bahwa kematian akibat manusia (seperti tabrakan dengan kabel listrik) lebih tinggi pada burung migran dan bahwa kematian ini bisa menyebabkan penurunan jumlah migran dalam populasi dari waktu ke waktu.

Hasil dan Diskusi

Hasil menunjukkan bahwa dari individu yang dilacak, sekitar 65% memilih bermigrasi, sementara 35% menetap. Rata-rata jarak migrasi untuk burung migran sekitar 89,9 km, sedangkan burung menetap hanya berpindah rata-rata 3,8 km. Namun, tingkat kematian pada burung migran jauh lebih tinggi, sekitar 2,4 – 3,5 kali lipat dibanding burung menetap. Penyebab utama kematian tidak natural (yaitu akibat manusia) adalah tabrakan dengan saluran listrik (power lines) dan ini jauh lebih sering terjadi pada burung migran (21,3%) dibandingkan burung menetap (6,3%).

Seiring waktu, proporsi burung menetap meningkat secara dramatis: dari sekitar 17% pada 1997 naik menjadi 45% pada 2012. Data pelacakan radio mendukung temuan ini: proporsi migran menurun dari 86% (1997–1999) menjadi 44% (2006–2010). Perubahan ini terjadi tanpa perubahan besar dalam iklim atau kualitas habitat. Artinya, hal ini bukan karena faktor alam seperti pemanasan global atau degradasi habitat secara langsung. Temuan ini mengindikasikan bahwa penyebab utama perubahan pola migrasi adalah tingginya kematian migran akibat aktivitas manusia.

Dengan demikian, studi ini menunjukkan bahwa migrasi — meskipun diwariskan secara evolusioner — bukanlah strategi statis. Bila tekanan mortalitas dari manusia terlalu tinggi, populasi dapat “memilih” untuk menetap daripada bermigrasi. Artinya, perilaku migrasi bisa berubah dalam rentang waktu yang cepat, bukan hanya evolusi dalam skala panjang.

Penelitian ini menegaskan bahwa dampak manusia pada alam tidak hanya mengurangi jumlah individu, tetapi juga dapat mengubah perilaku alami hewan. Perubahan perilaku ini bisa membawa konsekuensi luas bagi ekologi, genetika populasi, dan konservasi. Oleh karena itu, upaya konservasi harus mempertimbangkan tidak hanya pelestarian habitat, tetapi juga infrastruktur manusia yang memengaruhi jalur migrasi dan keberlanjutan populasi jangka panjang.

Sumber:
Palacín, C., Alonso, J. C., Martín, C. A., & Alonso, J. A. (2017). Changes in bird-migration patterns associated with human-induced mortality. Conservation Biology, 31(1), 106–115. https://doi.org/10.1111/cobi.12758

Foto: Photo by dalia nava https://www.pexels.com/photo/migrating-birds-silhouetted-against-a-vibrant-sunrise-35042119/