Katak Lengket Misbahul Munir, Bukti Kekayaan Pulau Jawa

Katak Lengket Misbahul Munir, Bukti Kekayaan Pulau Jawa

Selama ini, hanya ada dua jenis katak lengket (Kalophrynus) yang diketahui hidup di Pulau Jawa, yaitu Kalophrynus minusculus dan Kalophrynus pleurostigma. Namun, terdapat kejanggalan sebab K. pleurostigma di Jawa hanya diketahui dari satu spesimen lama, tanpa data genetik. Selain itu, peneliti juga mencurigai bahwa katak yang selama ini dianggap sebagai K. pleurostigma dari Jawa, sebenarnya bukan bagian dari jenis tersebut, melainkan spesies yang belum pernah dideskripsikan sebelumnya.

Penggunaan Tiga Pendekatan Sekaligus

Penelitian dilakukan dengan menggabungkan tiga pendekatan: pemeriksaan bentuk tubuh (morfologi), analisis DNA (molekuler), dan perekaman suara panggilan katak jantan (bioakustik). Pengumpulan sampel dilakukan di dua lokasi utama di Jawa, yaitu Desa Sagara di Garut, Jawa Barat, dan Pulau Nusa Kambangan di Cilacap, Jawa Tengah. Sebagai pembanding, peneliti juga mengumpulkan spesimen K. minusculus dari Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.

Terbukti Sebagai Spesies Baru

Hasil analisis DNA mengungkap bahwa katak dari Pulau Jawa membentuk kelompok genetik tersendiri yang berbeda dari K. minusculus maupun K. pleurostigma asal Sumatra. Tingkat perbedaan genetiknya dengan K. minusculus mencapai 2,4–2,6%, angka yang cukup tinggi untuk membuktikan bahwa mereka adalah spesies yang berbeda.

Tak hanya dari sisi genetik, katak ini juga memiliki bentuk tubuh yang khas. Jantan berukuran antara 26,9 hingga 31,8 mm, sementara betina berkisar antara 32,8 sampai 38,5 mm. Ciri yang mudah dikenali adalah garis tipis di punggung, moncong yang tajam, serta bercak hitam di bagian pangkal paha. Uniknya, ia tidak memiliki pola jam pasir di punggung seperti yang dimiliki kerabat dekatnya.

Menariknya lagi, suara panggilan pada jantan juga berbeda dari spesies lain dalam kelompok Kalophrynus. Gabungan dari perbedaan genetika, morfologi, dan akustik inilah yang akhirnya menguatkan kesimpulan para peneliti bahwa katak ini adalah spesies baru.

Spesies ini kemudian diberi nama Kalophrynus misbahulmuniri, sebagai penghormatan untuk Misbahul Munir, seorang herpetologis yang berjasa besar dalam studi taksonomi dan konservasi amfibi di Indonesia. Penemuan ini menjadi satu lagi bukti bahwa kekayaan hayati di Jawa masih menyimpan banyak kejutan dan satwa unik yang belum terungkap.

Sumber Tulisan dan Foto:
Gonggoli, A. D., Fauzan, M. F., Kaprawi, F., Herlambang, A. E. N., Kirono, S., Wiradarma, H., Alif, H., & Hamidy, A. (2025). Taxonomic assessment of Javanese Kalophrynus Tschudi, 1838, with a description of a new species (Amphibia, Anura, Microhylidae). Zootaxa, 5646(4), 501–526. https://doi.org/10.11646/zootaxa.5646.4.2

Penulis dan Penyunting: Hani