Pesona Pegar Perak dari Hutan Asia

Pesona Pegar Perak dari Hutan Asia

Burung pegar perak (Lophura nycthemera) merupakan salah satu jenis burung dari keluarga Phasianidae yang dikenal karena keindahannya yang menawan. Burung ini memikat perhatian dengan pola bulu putih keperakannya yang elegan, berpadu kontras dengan warna hitam pekat di beberapa bagian tubuhnya. Habitat alaminya tersebar di hutan-hutan tropis Asia Tenggara, terutama di wilayah Tiongkok, Thailand, dan Vietnam. Selain itu, burung ini juga telah diperkenalkan ke beberapa kawasan lain seperti Hawaii dan sejumlah daerah di Amerika Serikat. Daya tarik estetika dan tingkah lakunya yang unik menjadikan pegar perak salah satu spesies burung yang menarik untuk dipelajari.

Ciri Khas Morfologi dan Keunikan

Secara morfologis, pegar perak menunjukkan perbedaan mencolok antara jantan dan betina. Burung jantan memiliki kombinasi warna bulu hitam dan putih dengan ekor panjang serta tubuh yang lebih besar, sementara betinanya didominasi warna cokelat keabu-abuan. Burung pegar perak berukuran cukup besar, dengan panjang tubuh berkisar antara 70 hingga 125 cm dan berat sekitar 1 hingga 2 kilogram.

Di alam liar, pegar perak hidup di hutan pegunungan dan lebih sering ditemukan berjalan di tanah daripada terbang. Mereka juga dilengkapi dengan cakar tajam yang berfungsi untuk mempertahankan diri serta bersaing dengan pejantan lain selama musim kawin.

Pegar perak memiliki banyak keunikan yang menambah daya tariknya. Selama musim kawin, warna hiasan kepalanya akan tampak lebih cerah untuk menarik perhatian betina. Anak burung yang baru menetas dilapisi bulu berwarna cokelat yang memungkinkan mereka berkamuflase di lingkungan sekitar.

Dikenal sebagai burung darat, pegar perak hanya terbang saat terancam dan dapat berlari dengan kecepatan 13 hingga 16 km/jam serta terbang hingga 72 km/jam. Kemampuannya tidak berhenti di situ, karena burung ini juga dapat berenang. Pegar perak memiliki penglihatan dan pendengaran yang sangat tajam sehingga dapat mendeteksi ancaman dengan cepat.

Betinanya memiliki bulu yang membantunya menyatu dengan lingkungan hutan, memberikan perlindungan ekstra dari predator. Selain itu, mereka juga memiliki suara khas berupa siulan, kicauan tinggi, serta suara cekikikan yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pasangan maupun kelompoknya.

Status Konservasi

Meskipun pegar perak masih dianggap sebagai spesies yang cukup umum, beberapa subspesiesnya mulai terancam akibat degradasi habitat. Berdasarkan penilaian dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), pegar perak masuk dalam kategori Risiko Rendah (Least Concern).

Namun, ancaman terhadap habitat alami mereka tetap perlu diwaspadai. Di Tiongkok, populasi burung ini diperkirakan berjumlah antara 10.000 hingga 100.000 pasangan yang masih aktif berkembang biak. Oleh karena itu, upaya konservasi tetap penting dilakukan untuk menjaga keberlangsungan hidup burung yang menawan ini, khususnya untuk subspesies yang lebih langka.

Penulis: Shintya
Penyunting dan foto: Hani