Sejarah Baru Presensi Burung Ibis Roko-roko di Sumatera

Sejarah Baru Presensi Burung Ibis Roko-roko di Sumatera

Pesisir timur Sumatera Selatan kembali mencuri perhatian dunia keanekaragaman hayati. Wilayah yang dikenal dengan lahan basahnya ini kini tercatat sebagai habitat baru bagi burung Ibis Roko-roko (Plegadis falcinellus), spesies burung air yang sebelumnya belum pernah ditemukan secara resmi di bagian selatan pulau ini. Selama ini, keberadaan Ibis Roko-roko di Sumatera Selatan masih belum jelas. Peta persebarannya lebih banyak menunjuk ke Pulau Jawa, di mana ia relatif mudah ditemukan di beberapa lokasi, atau hanya berupa catatan sporadis di Sumatera Utara. Kini, keraguan tersebut akan terjawab.

Tim peneliti yang dipimpin Muhammad Iqbal dari Universitas Indo Global Mandiri, bersama rekan-rekan dari Universitas Sriwijaya berhasil mendokumentasikan penemuan penting ini dalam Journal of Threatened Taxa (Maret, 2025). Laporan ini menjadi bukti kuat pertama kehadiran Ibis Roko-roko di Sumatera Selatan.

Catatan Pertama Keberadaan Ibis Roko-roko di Sumatera Selatan

Artikel ini melaporkan catatan pertama keberadaan burung Ibis Roko-roko (Plegadis falcinellus) di Sumatra bagian selatan, tepatnya di Desa Sungai Pasir, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Burung ini termasuk keluarga Threskiornithidae dan dikenal sebagai satu-satunya jenis ibis yang tersebar luas secara global. Meskipun populasinya menurun, ia masih memiliki sebaran yang luas dan populasi yang besar. Di Indonesia, P. falcinellus umumnya jarang dijumpai dan sebelumnya hanya tercatat sebagai burung lokal yang umum di Pulau Jawa.

Pengamatan dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2022 dalam survei lahan basah. Dua kali pengamatan terhadap kawanan sekitar 72 ekor dilakukan, pertama saat burung terbang melintasi muara Sungai Pasir pada pukul 12.00, dan kedua ketika mereka beristirahat di tambak sekitar pukul 16.00. Burung-burung ini memiliki ciri khas morfologi yang mencolok seperti tubuh berwarna gelap dan paruh melengkung tajam ke bawah, adaptasi sempurna untuk mengais mangsa di lumpur atau perairan dangkal. Beberapa individu juga menunjukkan bulu musim kawin dengan warna cokelat gelap mengilap dan hijau tua pada bagian sayap. Identifikasi dilakukan berdasarkan panduan lapangan dan dipastikan sebagai P. falcinellus.

Catatan sejarah penemuan Plegadis falcinellus (Ibis Roko-roko) di Sumatera

Catatan historis keberadaan Ibis Roko-roko di Sumatra sebelumnya sangat terbatas dan sebagian besar tidak terkonfirmasi. Baru pada tahun 2010–2011 terdapat laporan yang valid mengenai penemuan empat ekor Ibis Roko-roko di Sumatra Utara, tepatnya di Kabupaten Deli Serdang. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan di Sumatera Selatan pada tahun 2021-2025, dengan jumlah individu yang jauh lebih banyak di tahun 2022 yaitu sekitar 72 ekor. Pengamatan pada tahun 2022 ini menunjukkan perluasan distribusi geografis spesies Ibis Roko-roko ke wilayah Sumatra bagian selatan.

Kemungkinan asal usul populasi yang diamati ini masih dibahas. Berdasarkan jarak, populasi ini lebih mungkin berasal dari Pulau Jawa dibandingkan dari Asia Tenggara daratan. Tempat berkembang biak terdekat di Jawa seperti Pulau Dua dan Pulau Rambut hanya berjarak 100–250 km dari lokasi pengamatan di Sumatra Selatan, sementara dari daratan Asia Tenggara sekitar 600 km.

Dari Mana Mereka Datang?

Kemungkinan asal usul populasi spesies yang diamati ini masih dibahas. Para peneliti berhipotesis bahwa kemungkinan besar mereka berasal dari populasi yang sudah menetap di Pulau Jawa. Secara geografis, lokasi penemuan di Sumatera Selatan (OKI dan Lampung) memang relatif lebih dekat ke lokasi perkembangbiakan Ibis Roko-roko di Jawa Barat (sekitar 100–250 km) dibandingkan dengan populasi di daratan Asia Tenggara (sekitar 600 km atau lebih).

Kesimpulan

Penemuan ini tentu membuka babak baru sekaligus pertanyaan lanjutan. Apakah Ibis Roko-roko kini hanya menjadi ‘tamu’ rutin di lahan basah Sumatera Selatan, ataukah mereka sudah mulai mencoba ‘bermukim’ dan bahkan berkembang biak di wilayah ini? Jawabannya membutuhkan pemantauan dan penelitian lebih lanjut di masa mendatang. Kehadiran Ibis Roko-roko ini semakin menegaskan betapa pentingnya menjaga kelestarian ekosistem lahan basah di pesisir timur Sumatera. Kawasan pesisir timur Sumatera Selatan, yang terdiri dari lahan basah seperti tambak dan hutan mangrove, berpotensi menjadi habitat penting bagi berbagai jenis burung air, terutama Ibis Roko-roko. Diperlukan survei lanjutan untuk mengetahui apakah spesies ini hanya sekadar pengunjung musiman atau berpotensi berkembang biak dan membentuk populasi tetap di wilayah tersebut.

Artikel terkait: 
Iqbal, M., A. Setiawan, P. Balqis, E.B. Simanullang, Pormansyah, S. Robinsa, W. Indriati & I. Yustian (2025). The occurrence of Glossy Ibis Plegadis falcinellus Linnaeus, 1766 (Pelecaniformes: Threskiornithidae) in southern Sumatra, Indonesia. Journal of Threatened Taxa 17(3): 26757–26760. https://doi.org/10.11609/jott.8156.17.3.26757-26760

Dirangkum oleh: Indi Pitria
Disunting oleh: Hani
Foto: Ady K.