Tapir adalah mamalia besar yang berkerabat dekat dengan kuda dan badak, meskipun secara fisik lebih menyerupai babi besar. Hewan ini mendiami hutan-hutan tropis dan subtropis, terutama di wilayah Amerika Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia, tapir dapat ditemukan di hutan-hutan Sumatra dan dikenal sebagai Tapirus indicus atau tapir Asia.
Ciri khas hewan ini adalah tubuhnya yang besar, kaki pendek, serta hidung panjang yang fleksibel—mirip belalai mini—yang memudahkan tapir dalam meraih makanan seperti daun, buah-buahan, dan ranting muda.
Karakteristik Fisik
Tapir termasuk dalam ordo Perissodactyla (hewan berkuku ganjil) dan famili Tapiridae. Tubuhnya besar dan kekar, dengan panjang mencapai 1,8 hingga 2,5 meter, tinggi bahu sekitar 90–120 cm, dan berat antara 150 hingga 300 kg tergantung spesiesnya.
Kulit tapir tebal dan tahan terhadap luka akibat gesekan tumbuhan hutan dengan warna rambut yang berbeda-beda tergantung jenisnya:
-
Tapir Asia (Tapirus indicus): Memiliki pola khas berwarna hitam dan putih, seolah-olah mengenakan “celana pendek putih.”
-
Tapir Amerika (Tapirus terrestris, Tapirus bairdii, Tapirus pinchaque): Berwarna cokelat keabu-abuan hingga cokelat gelap.
Bentuk tubuh tapir menyerupai babi besar atau anak gajah, dengan punggung melengkung dan tubuh silindris. Meskipun bertubuh besar, tapir cukup gesit—baik saat menjelajahi hutan maupun saat berenang. Ciri khas paling menonjol adalah moncongnya yang memanjang dan sangat lentur. Tapir memiliki empat jari di kaki depan dan tiga jari di kaki belakang—struktur kaki ini sangat ideal untuk berjalan di medan berlumpur dan hutan lebat.
Perilaku dan Pola Sosial
Tapir adalah hewan soliter, yang artinya lebih suka hidup menyendiri daripada berkelompok. Interaksi antarindividu hanya terjadi saat musim kawin atau ketika induk merawat anaknya. Anak tapir biasanya tinggal bersama induknya selama 6 hingga 12 bulan, sebelum akhirnya mandiri. Anak tapir memiliki pola loreng menyerupai rusa tutul sebagai bentuk kamuflase alami—pola ini akan menghilang saat dewasa.
Tapir menandai wilayah teritorialnya dengan cara buang air besar, buang air kecil, serta menggosokkan kelenjar bau pada pohon atau semak-semak. Usia hidup tapir di alam liar maupun penangkaran berkisar antara 25 hingga 30 tahun.
Status Konservasi
Tapir Asia (Tapirus indicus), yang juga dikenal sebagai tapir Malaya, merupakan satu-satunya spesies tapir yang hidup di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Saat ini, spesies ini dikategorikan sebagai Terancam Punah (Endangered/EN) oleh IUCN Red List, dengan populasi liar yang diperkirakan kurang dari 2.500 individu dewasa.
Penulis: Juan Wijaya
Penyunting: Hani
Foto: Rutpratheep Nilpechr https://www.pexels.com/photo/malayan-tapir-lying-on-the-ground-6481694/