Kinkajou: Saudara Rakun Asal Amerika

Kinkajou: Saudara Rakun Asal Amerika

Kinkajou (Potos flavus) adalah mamalia nokturnal yang berkerabat dengan olingo, coati, rakun, dan ringtail. Kinkajou merupakan satu-satunya anggota genus Potos dan juga dikenal sebagai “beruang madu”.

Kinkajou hidup di selatan dan timur Meksiko, Amerika Tengah hingga Bolivia serta di Brazil Tenggara. Mereka hidup di dalam kanopi sejumlah tahapan hutan, seperti hutan hujantropis dan juga dapat ditemukan di savana dan terkadang perkebunan.

Ciri Khas Morfologi

Kinkajou memiliki kepala bundar, mata besar, moncong pendek dan runcing, tungkai pendek, dan ekor panjang yang dapat menggenggam. Mata mereka memantulkan warna hijau-kuning jika terkena cahaya. Bagian tubuh paling unik dari kinkajou ada pada lidahnya yang panjang dan tebal, untuk mempermudah mereka mengambil makanan.

Warna rambut kinkajou dapat bervariasi tergantung dari habitat dan cuaca. Umumnya, mereka memiliki warna yang berkisar antara cokelat kayu hingga cokelat kekuningan.

Perilaku Sosial dan Perkembangbiakan

Kinkajou merupakan satwa arboreal dan nokturnal. Sebelumnya, mereka dianggap sebagai soliter, namun penelitian terkini menyatakan bahwa mereka dapat membentuk kelompok keci yang terdiri dari seekor betina dan dua jantan. Pada siang hari, kelompok kecil ini akan bersitirahat bersama sebelum berpisah untuk mencari makan pada waktu petang.

Kinkajou pada dasarnya adalah pemakan buah yang oportunis, mereka kebanyakan memakan buah, termasuk melon, apel, pisang, buah ara, anggur, dan mangga. Namun, mereka juga ditemukan gemar memakan nektar, beri, kulit kayu, daun, katak, serangga, madu, burung, dan telur.

Kinkajou bersifat poligami. Perkembangbiakan mereka berlangsung sepanjang tahun dengan waktu kehamilan berlangsung selama 98-120 hari. Jumlah anakan yang dilahirkan tidak banyak, hanya sekitar 1-2 ekor. Setelah lahir, kinkajou jantan mencapai kematangan reproduksi pada usia 18 bulan dan betina pada usia 2-3 tahun.

Fakta Unik

  • Kinkajou cukup berisik di alam. Suara yang mereka keluarkan sangat bervariasi seperti desisan, gonggongan, dan cicitan bernada tinggi. Karena hal ini, mereka mendapat julukan dalam bahasa Spanyol  ‘la Llorona’ yang berarti wanita yang menangis.
  • Pendengaran kinkajou sangat tajam, cukup untuk mendeteksi gerakan ular.
  • Kinkajous juga disebut “beruang madu” karena mereka terkadang menyerang sarang lebah.
  • Ekor prehensil kinkajou dan binturong merupakan ekor yang unik di antara karnivora mamalia.

Status Konservasi

Potensi ancaman bagi spesies ini meliputi penggundulan hutan, penangkapan untuk dijual sebagai hewan peliharaan, dan perburuan untuk mengambil rambut dan daging mereka. Selain itu, perusakan habitat oleh manusia telah menyebabkan turunnya tren populasi kinkajou di alam.

Penulis: Shintya
Penyunting: Hani