Orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) merupakan orangutan yang berasal dari Tapanuli, Sumatera. Hewan primata yang satu ini adalah jenis orangutan ketiga yang berhasil diidentifikasi, setelah Orangutan Kalimantan dan Orangutan Sumatera. Hal ini resmi dipublikasikan dalam jurnal internasional Current Biology pada tanggal 3 November 2017 setelah ditemukan perbedaan pada genetik ketiga orangutan tersebut.
Ciri Khas Tubuh dan Aktivitas Harian
Orangutan tapanuli memiliki ciri fisik yang berbeda dengan kedua orangutan lainnya. Tengkorak dan tulang rahang orangutan tapanuli tampak lebih halus, rambutnya tebal dan keriting, serta orangutan tapanuli jantan memiliki jenggot menonjol dengan bantalan pipi datar yang dipenuhi oleh rambut halus berwarna pirang.
Orangutan tapanuli diketahui menyukai makanan seperti biji aturmangan (Casuarinaceae), buah sampinur tali (Podocarpaceae) dan agatis (Araucariaceae) yang belum pernah tercatat sebagai jenis pakan. Orangutan Tapanuli memiliki perilaku harian yang dikelompokkan sebagai aktivitas makan, istirahat, menjelajah, aktivitas sosial dan aktivitas lainnya, dimana aktivitas makan merupakan aktivitas dengan persentase terbesar.
Ekosistem dan Persebaran
Orangutan tapanuli berhabitat pada ekosistem hutan Batang Toru. Batang Toru sendiri merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Orangutan hanya dijumpai di dataran tinggi, pada ketinggian 300-1300 mdpl.
Kawasan hutan primer menjadi kawasan dengan populasi tertinggi, tetapi kepadatan yang rendah juga ditemui pada hutan campuran di tepi hutan primer. Habitat mereka terbagi menjadi tiga blok, dimana blok barat menampung orangutan tapanuli terbanyak, yaitu sekitar 581 individu, blok timur dengan 162 individu, dan blok selatan dengan 24 individu.
Status Konservasi dan Peluang Konservasi
Semenjak pertama kali diumumkan sebagai jenis baru, orangutan tapanuli telah ditetapkan berstatus IUCN Critically Endangered (terancam punah) dengan total populasi kurang dari 800 individu. Jenis kera besar satu ini terus mengalami penurunan populasi sebab beberapa ancaman seperti perburuan, konflik dengan manusia, hilangnya habitat, pembangunan industri, dan aktivitas pertambangan emas dan proyek pembangunan listrik tenaga air (PLTA).
Terdapat tantangan dalam konservasi orangutan tapanuli, yaitu adanya beberapa populasi yang terisolasi di habitat-habitat dengan daya dukung terbatas, seperti kantong populasi orangutan tapanuli di bagian barat dan timur ekosistem Batang Toru. Masing-masing populasi ini terisolasi karena habitat tersebut tidak saling terhubung. Kondisi ini menyebabkan tekanan inbreeding (perkawinan sedarah), sehingga terjadi peningkatan risiko kepunahan lokal.
Peluang konservasi untuk orangutan tapanuli diantaranya adalah memanfaatkan data populasi dan habitat yang tergabung dalam Population and Habitat Viability Assessment (PHVA). Dari data tersebut terdapat petunjuk keberadaan beberapa populasi orangutan di luar peta distribusi terakhir, yang membuka peluang untuk dilakukan pembaruan data melalui kajian yang lebih menyeluruh dan akurat. Selain itu, mengidentifikasi habitat-habitat potensial sebagai lokasi translokasi orangutan yang terdampak konflik dengan manusia juga dapat mendorong upaya konservasi orangutan tapanuli.
Penulis: Agahari Lindi
Penyunting: Hania Chusni
Foto: Son Pham – Pexels
Referensi:
- Jabbar, Ahmad A. (2022). Konservasi Orangutan di Sumatera: Antara Tantangan dan Peluang.https://www.tempo.co/kolom/konservasi-orangutan-di-sumatera-antara-tantangan-dan-peluang–303401. Diakses 28 Februari 2025.
- Jong, Hans Nicholas. (2023). Berbagai Ancaman Dihadapi, Apakah Orangutan Tapanuli Mampu Bertahan?. https://www.mongabay.co.id/2023/05/01/berbagai-ancaman-dihadapi-apakah-orangutan-tapanuli-mampu-bertahan/. Diakses 28 Februari 2025.
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2021). Orangutan Tapanuli. https://ppid.menlhk.go.id/files/informations/22/mQEn_Orangutan%20Tapanuli.pdf. Diakses 28 Februari 2025.
- Nowak, Matthew G.; Rianti, Puji; Wich, Serge A.; Meijaard, Erik; Fredriksson, Gabriella (2017). Pongo tapanuliensis. IUCN Red List of Threatened Species. 2017:3.Uni Internasional untuk Konservasi Alam.