Bulus, Kura-Kura Bertempurung Lunak yang Kian Terdesak

Bulus (Amyda cartilaginea) yang dalam bahasa inggris dikenal dengan nama common softshell turtle atau Asiatic softshell turtle adalah sejenis labi-labi (kura-kura bertempurung lunak) yang termasuk dalam keluarga Trionychidae.

Tentunya, kura-kura jenis ini memiliki ciri khasnya tersendiri dibandingkan dengan spesies kura-kura lainnya. Selain tempurung yang lunak, masih ada lagi beberapa hal unik dari bulus yang menjadikan keberadannya cukup terdesak akibat berbagai ancaman.

Ciri Fisik

Tempurung yang lunak, pipih dan cenderung melebar adalah bagian yang paling membedakan bulus dengan spesies kura-kura lain. Ukuran tempurung bulus berkisar antara 70-80 cm, bahkan ada yang mencapai panjang 100 cm. Umumnya, tempurung bulus berwarna gelap seperti abu-abu atau kehitaman dengan corak bintik-bintik putih sampai ke bagian leher dan kepala.

Bulus juga memiliki kaki yang cenderung pendek, namun dilengkapi dengan cakar yang kuat dan panjang untuk membantu mereka bergerak di air maupun tanah. Kepala bulus berbentuk bulat dengan mata dan lubang hidung yang kecil.

Habitat dan Pakan

Bulus diketahui tersebar luas di berbagai negara khususnya di Asia Tenggara, seperti Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, dan tentu saja Indonesia. Persebaran bulus di Indonesia mencakup beberapa pulau seperti Jawa, Kalimantan, Lombok, Sumatera, dan Sulawesi.

Spesies kura-kura ini dapat ditemukan di habitat perairan yang tenang atau berarus lambat, seperti danau, rawa, ataupun sungai. Selain itu, mereka umum dijumpai di perairan sekitar sawah atau kebun.

Bulus adalah hewan omnivora yang dapat mencerna berbagai jenis makanan mulai dari ikan, cacing, kepiting, atau bahkan bangkai hewan lainnya. Bulus akan memakan tanaman di sekitarnya jika tidak mendapatkan daging.

Mereka juga diketahui dapat memakan biji-bijian, buah-buahan, ataupun dedaunan. Bulus bisa mencari makan di siang dan malam hari. Namun, malam hari adalah waktu yang lebih menguntungkan untuk bulus karena dapat membantu mereka berkamuflase dengan mudah.

Eksploitasi Bulus

Bulus adalah hewan yang dipercaya berkhasiat oleh banyak masyarakat Indonesia. Bahkan, di berbagai negara spesies ini dijadikan sebagai kuliner dan bahan pengobatan.

Bulus diketahui memiliki kandungan lemak sebanyak 9 gram, 220 kalori, 33 gram protein, dan 82 miligram kolesterol. Hewan satu ini juga dilansir mengandung berbagai jenis vitamin, seperti vitamin A, B1, B2, dan B6, serta beberapa mineral seperti seng dan fosfor. Maka dari itu, bulus tercatat digunakan dalam pengobatan tradisional dan kuliner sejak ratusan tahun lalu.

Namun di balik semua itu, penangkapan dan perdagangan bulus sebagai hewan konsumsi yang makin marak, tentunya akan mendesak keberadaan bulus di habitat aslinya.

Konservasi

Menurut data International Union for Conservation of Nature (IUCN), bulus tergolong hewan dengan kategori vulnerable (rentan). Sehingga, hewan ini termasuk hewan yang tren populasinya terus menurun dan mulai terancam punah. Menurunnya populasi bulus tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kerusakan habitat, dan tentunya perburuan liar.

Sampai saat ini, pihak yang berwenang masih belum bisa memberikan tindakan yang serius untuk menangani hal-hal tersebut sehingga keberadaan bulus di alam kian terdesak dan terancam kepunahan. Para ahli sampai sekarang masih berusaha untuk memastikan data menganai bulus yang jumlahnya belum pasti di alam liar.

Penulis: Lingga Heru Prasetio
Editor: Hania Chusni
Foto: Paxels

Referensi: