Penemuan Spesies Hama Baru, Ancam Kebun Cengkeh di Sangihe

Penemuan Spesies Hama Baru, Ancam Kebun Cengkeh di Sangihe

Para ilmuwan dari Universitas Sam Ratulangi dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mendeskripsikan spesies hama baru yang berpotensi menimbulkan ancaman serius bagi perkebunan cengkeh di Pulau Sangihe, Indonesia. Penelitian ini dilakukan berdasarkan spesimen yang dikumpulkan sejak 2016-2023 di wilayah tersebut.

Hama baru ini, yang diberi nama Cryptophasa warouwi sp. nov., menjadi perhatian utama karena kemampuan larvanya dalam merusak pohon cengkeh, yang merupakan tanaman utama di wilayah tersebut.

Spesies Hama Baru dengan Ciri Unik

Cryptophasa warouwi dapat dibedakan dari spesies lain berkat ciri-ciri morfologis dan genetik yang unik. Hama ini memiliki perbedaan mencolok pada warna sayap, khususnya pada jantan yang menunjukkan warna coklat gelap di tepi sayap, sedangkan betina memiliki semburat coklat dengan bintik-bintik gelap di sayap depan.

Selain itu, karakteristik genitalia hama ini menjadi salah satu faktor utama yang mendukung identifikasi sebagai spesies baru seperti uncus berbentuk jari pada jantan dan struktur corpus bursae bercabang pada betina.

Yang paling menarik dari penelitian ini adalah bahwa analisis DNA menunjukkan Cryptophasa warouwi memiliki perbedaan genetik yang signifikan dengan spesies lain dalam genus yang sama, terutama Cryptophasa watungi, yang ditemukan di Sulawesi Utara.

Rata-rata perbedaan genetik mencapai 6,1%, sebuah bukti kuat bahwa spesies ini merupakan entitas baru dalam dunia taksonomi.

Kerusakan yang Ditimbulkan oleh Larva

Larva Cryptophasa warouwi adalah penyebab utama kerusakan pada pohon cengkeh. Mereka membuat terowongan di batang dan ranting pohon cengkeh, serta memotong daun untuk dibawa ke dalam terowongan sebagai makanan. Akibatnya, pohon cengkeh yang terinfestasi sering mengalami kerusakan parah, yang berujung pada penurunan produksi dan kesehatan pohon.

Hama ini pertama kali ditemukan pada tahun 2016 di beberapa kebun cengkeh di Sangihe, namun hingga 2023, serangan hama ini semakin meluas. Desa-desa di wilayah Tabukan Selatan, Tabukan Utara, dan Manganitu telah melaporkan kerusakan tanaman cengkeh akibat infestasi larva hama ini.

Penemuan hama baru ini menjadi perhatian serius bagi petani cengkeh di Pulau Sangihe. Dengan semakin meluasnya serangan hama, ada kekhawatiran bahwa produksi cengkeh di wilayah ini akan menurun drastis. Mengingat pentingnya cengkeh sebagai komoditas ekonomi utama di daerah tersebut, ancaman dari Cryptophasa warouwi bisa berdampak langsung pada pendapatan petani lokal.

Tak hanya itu, hama ini juga menyerang tanaman lain seperti jambu air, yang memperlihatkan bahwa spektrum serangan larva C. warouwi lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya.

Tindakan Cepat untuk Pengendalian Hama

Para peneliti mendesak dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk memahami seberapa besar ancaman yang ditimbulkan oleh Cryptophasa warouwi dan bagaimana cara terbaik untuk mengendalikannya. Temuan ini penting dalam menyusun strategi pengendalian hama di perkebunan cengkeh, serta membantu dalam penetapan daftar hama karantina dan analisis risiko hama bagi wilayah lain.

Penemuan spesies ini juga membuka peluang penelitian lebih lanjut mengenai keragaman genus Cryptophasa di Indonesia, khususnya di wilayah Wallacea, yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya.

Catatan:

sp. nov.” adalah singkatan dari species nova, yang merupakan istilah dalam bahasa Latin yang berarti “spesies baru”. Istilah ini digunakan dalam taksonomi untuk menunjukkan bahwa organisme yang disebutkan adalah spesies yang baru ditemukan dan dideskripsikan oleh ilmuwan untuk pertama kalinya.

Sumber dan foto:
Watung, J. F., Tairas, R. W., Kaligis, J. B., Darmawan, D., Suwito, A., Narakusumo, R. P., Encilia, E., Dwibadra, D., Dharmayanthi, A. B., & Sutrisno, H. (2024). A new endemic clove tree pest of Cryptophasa Lewin, from Sangihe Island, Indonesia (Lepidoptera: Xyloryctidae). Zootaxa, 5403(1), 141–150. https://doi.org/10.11646/zootaxa.5403.1.10

Penulis: Hani