Karakal: Kucing Unik dengan Telinga Berwarna Hitam

Karakal: Kucing Unik dengan Telinga Berwarna Hitam

Caracal caracal atau Karakal adalah salah satu spesies kucing liar yang dapat ditemui tersebar di Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, dan India. Nama karakal muncul dari kata “karakulak” yang dalam bahasa Turki berarti telinga hitam.

Dikenal sebagai pemburu yang lincah dan berani, karakal telah lama menarik perhatian manusia dengan kemampuannya yang dapat melompat tinggi ketika menangkap mangsa.

Ciri Khas Morfologi 

Karakal merupakan salah satu anggota dari keluarga Kucing (Felidae) yang memiliki kekerabatan dekat dengan Kucing Emas Afrika (African golden cat – Caracal aurata)dan Serval (Serval – Leptailurus serval).

Hewan ini memiliki tubuh yang ramping namun kekar, dengan tinggi dari kaki hingga bahu berkisar antara 40-50 cm. Panjang tubuhnya berkisar antara 40-50 cm dengan panjang ekor dapat mencapai 30 cm. Umumnya, bobot tubuh mereka berkisar antara 8-9 kg, namun, pada jantan bobotnya seringkali lebih besar.

Mereka memiliki rambut pendek berwarna coklat kemerahan hingga abu-abu, dengan perut berwarna lebih terang.Ciri khas paling mencolok dari karakal adalah telinganya yang besar dan meruncing dengan ujung hitam yang ditutupi rambut halus sepanjang kurang lebih 5 cm. Matanya berwarna emas hingga hijau, dengan pupil vertikal khas kucing predator.

Kehidupan Sosial
Karakal umumnya adalah hewan soliter, kecuali selama musim kawin atau ketika induknya sedang merawat anak-anaknya. Mereka terkenal sangat menjaga wilayah teritorial dengan cara meninggalkan jejak urin atau cakaran.

Karakal adalah pemburu nokturnal, mereka mengandalkan pendengarannya yang tajam dan kelincahannya dalam menangkap mangsa seperti burung, tikus, kelinci, dan reptil. Mereka terkenal dengan kemampuan melompat hingga 3 meter ke udara untuk menangkap targetnya.

Status Konservasi:
Meskipun karakal tidak termasuk dalam daftar hewan yang terancam punah, International Union for Conservation of Nature (IUCN) mendaftarkan mereka dalam status “Least Concern” (risiko rendah).

Namun, populasinya berkurang di beberapa daerah karena kehilangan habitat akibat perambahan manusia dan perburuan. Di beberapa wilayah, mereka diburu karena dianggap sebagai ancaman bagi ternak atau sebagai bagian dari perdagangan bulu ilegal.

Penulis: Hani