Ikan botia badut atau biasa disebut juga sebagai clown loach/tiger botia (Chromobotia macracanthus) merupakan ikan air tawar yang berasal dari pulau Sumatera dan Kalimantan, Indonesia. Botia badut dapat ditemukan di sungai dan juga anak sungai perairan tropis. Saat ini ikan botia badut mempunyai status Least Concern di IUCN Red List.
Morfologi Tubuh
Ikan ini merupakan ikan hias yang digemari oleh banyak orang karena tubuh yang mudah dikenali dengan pola bergaris hitam dan oranye. Selain itu, ciri lain hewan ini ada pada sirip dada dan sirip perutnya yang berwarna kemerahan.
Rata-rata ikan botia badut mempunyai ukuran 15 cm dengan ukuran maksimal 30 cm. Walaupun kecil, ikan ini mampu hidup hingga 20 tahun. Ikan botia merupakan hewan pemakan segala, ia memakan cacing, pelet, alga, siput dan juga hewan crustacea kecil.
Walaupun di alam liar ikan botia memakan siput, mereka diketahui tidak dapat digunakan menjadi pengendali siput berlebih di akuarium.
Ciri Khas dan Fakta Unik
Ikan botia badut mempunyai kebiasaan yang unik yaitu mampu menghasilkan suara seperti “Klik” suara ini dikeluarkan dalam berbagai situasi seperti senang, tanda ketertarikan maupun ancaman. Menaruknya, suara ini dihasilkan dari gertakan gigi faring mereka.
Warna dari ikan botia badut juga dapat dipengaruhi oleh astaxanthin, yaitu pigmen karotenoid yang ada dalam makhluk hidup. Pigmen ini juga dapat ditemukan di jenis ikan lain seperti salmon.
Penambahan astaxanthin pada pakan ikan botia badut mampu meningkatkan warna merah pada tubuh ikan. Hal ini dapat menjadi cara untuk meningkatkan nilai dari ikan hias tersebut.
Penulis: Aas Ratnasari
Sumber:
- Hirnawati, Rina, et al. Color Quality and Antioxidant Activity Evaluation of Clown Loach Juvenile, Chromobotia Macracanthus Bleeker 1852 by Addition of Astaxanthin in Diet. Jurnal Iktiologi Indonesia, vol. 20, no. 1, 1 Feb. 2020, pp. 59-72, doi:10.32491/jii.v20i1.492.
- Dey Am Verma R, Singh M, Barat S. 2015. Evolutionary and taxonomic relationships in loach (Genus: Botia) through molecular characterization in a river of Terai region of West Bengal, India. European Journal of Biotechnology and Bioscience, vol 3 no 9, Sept 2015 pp 12-17