Rhopilema esculentum atau ubur-ubur api adalah ubur-ubur besar umum yang merupakan spesies dari ordo Rhizostomae. R. esculentum pertama kali ditemukan oleh Kishinouye pada 1890 di Jepang. Ubur-ubur ini tersebar di China, Jepang Barat, Semenanjung Korea Selatan, dan Rusia Timur.
Habitatnya berada di daerah dengan tingkat salinitas air antara 10-28 psu (Practical Salinity Units), sebagai perbandingan salinitas rata-rata air laut sebesar 34.7 psu. Ubur-ubur yang sering disebut ubur-ubur api ini dapat beradaptasi terhadap berbagai suhu dan salinitas air, kemampuan tersebut yang membuat ubur-ubur api masih hidup sampai saat ini. Spesies ini sering ditemukan mengapung di permukaan air pada fajar dan sore hari yang tenang dan berawan, pada saat cuaca cerah mereka akan berada di dasar perairan. Mereka biasa memakan udang air asin dan coral reef.
Morfologi
Ubur-ubur api memiliki karakteristik kepala bulat, terdapat oral arms yang sering disalah artikan sebagai tentakel berjumlah 8 buah berwarna merah seperti api, pendek dan bercabang. Oral arms-nya akan semakin merah cerah seiring bertambahnya umur. Ukuran tubuh berkisar antara 2.5- 8,5 cm. Memiliki sengatan. Masa hidupnya sampai 18 bulan.
Siklus Hidup
Tahap dewasa atau medusa dari ubur-ubur api bersifat dioecious yaitu dalam satu individu hanya memiliki satu organ kelamin saja. Ubur-ubur api betina akan menghasilkan oosit. Oosit yang telah berkembang sempurna selanjutnya dilepas ke laut terbuka untuk melakukan fertilisasi eksternal dengan sel sperma ubur-ubur jantan.
Embriogenesis pun terjadi. Blastula berongga terbentuk 5-6 jam setelah pembuahan pada suhu 21-23°C. Gastrulasi terjadi melalui invaginasi. Sekitar 7-8 jam setelah pembuahan, larva planula terbentuk dan sudah aktif berenang. Dalam 3-4 hari larva planula tersebut akan berkembang menjadi skifistoma yang memiliki empat tentakel. 15-20 hari tentakel skifistoma akan berjumlah 16 buah.
Selama perkembangannya, skifistoma juga membentuk podocyst untuk perkembangan aseksualnya. Dua bulan kemudian muncul strobila. Secara umum strobila akan menghasilkan 6-10 larva efira. Larva efira akan mencapai diameter 10 mm dalam 30 hari. Kemudian selama 2-3 bulan efira akan berkembang menjadi ubur-ubur dewasa.
Pemanfaatan
Ubur-ubur sudah dimanfaatkan sebagai makanan yang dikeringkan selama ribuan tahun di China. Saat ini, China dan Jepang adalah market terbesar untuk penjualan ubur-ubur. Korea juga sudah menjadikan ubur-ubur sebagai makanan dari generasi ke generasi. Semua ubur-ubur yang dapat dimakan berasal dari ordo Rhizostomae, salah satunya adalah R. esculentum.
Mesoglea dari R. esculentum dapat dimanfaatkan sebagai agen hemostatik. Hemostatik adalah obat untuk menghentikan pendarahan, kolagen sudah lama menjadi senyawa efektif untuk aplikasi hemostatik. Mesoglea dari R. esculentum mengandung kolagen tipe I yang disebut juga collagen sponge.
Kandungan peptida dari R. esculentum juga terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada tikus percobaan sehingga kini ubur-ubur api diyakini sebagai senyawa antihipertensi pada pangan fungsional.
Penulis: Ulan Kurniawati