Bekantan, Si Penghuni Asli Hutan Kalimantan

Bekantan, Si Penghuni Asli Hutan Kalimantan

Kalimantan, pulau terbesar ketiga di dunia, merupakan salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati tertinggi, khususnya dalam hal primata. Pulau ini merupakan rumah bagi berbagai spesies primata yang unik dan endemik, termasuk bekantan (Nasalis larvatus) atau yang akrab dikenal sebagai Monyet Belanda. Keanekaragaman ini didukung oleh berbagai tipe habitat, mulai dari hutan bakau, hutan hujan tropis dataran rendah, hingga pegunungan, yang menyediakan lingkungan yang beragam dan mendukung kehidupan berbagai spesies primata.

Habitat Bekantan, Si Monyet Belanda

Bekantan, atau Nasalis larvatus, terutama menghuni hutan bakau, hutan rawa, dan tepi sungai di pulau Kalimantan. Habitat-habitat ini menyediakan sumber makanan yang melimpah, seperti daun muda, buah, dan bunga, serta lingkungan yang aman untuk beristirahat dan berkembang biak. Hutan bakau di sepanjang garis pantai dan muara sungai, hutan rawa di dataran rendah dengan vegetasi lebat, serta tepi sungai yang sering menjadi jalur migrasi alami mereka, merupakan ekosistem yang sangat penting bagi kelangsungan hidup bekantan.

Ciri Yang Tidak Dimiliki Primata Lain

Bekantan jantan dewasa memiliki hidung besar dan panjang yang berfungsi dalam komunikasi dan menarik perhatian betina, sedangkan betina dan anak-anak memiliki hidung yang lebih kecil. Bekantan memiliki bulu berwarna cokelat kemerahan dengan wajah pucat dan perut besar, yang merupakan adaptasi terhadap diet daun mereka yang kaya serat.

Mereka memiliki tubuh yang ramping dengan anggota badan yang panjang, memudahkan mereka untuk bergerak di antara pepohonan. Bekantan juga terkenal sebagai perenang yang handal, sering kali menyeberangi sungai untuk mencari makanan atau menghindari predator. Ciri-ciri unik ini membuat bekantan menjadi salah satu primata yang paling menarik dan mudah dikenali di habitat aslinya di Kalimantan.

Fungsi Hidung Ikonik Bekantan

Hidung bekantan, terutama pada jantan dewasa, merupakan salah satu fitur paling mencolok dan unik dari spesies ini. Hidung jantan bekantan bisa tumbuh sangat besar dan panjang, hingga menggantung di depan mulut mereka.

Fungsi dari hidung besar ini cukup beragam. Secara biologis, hidung besar tersebut membantu memperkuat suara panggilan mereka, yang digunakan untuk komunikasi dalam kelompok serta menarik perhatian betina selama musim kawin. Hidung ini juga dapat berfungsi sebagai tanda dominasi dan status sosial dalam kelompok, dengan jantan yang memiliki hidung lebih besar sering kali menjadi pemimpin kelompok.

Ancaman Mengelilingi Monyet Belanda

Bekantan menghadapi berbagai ancaman serius yang mengancam kelangsungan hidup mereka, dengan deforestasi sebagai ancaman utama. Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan penebangan hutan mengakibatkan hilangnya habitat alami mereka, yaitu hutan bakau, hutan rawa, dan tepi sungai, yang merupakan sumber makanan dan tempat berlindung yang vital.

Selain itu, perburuan liar, meskipun tidak umum, juga merupakan ancaman yang signifikan, serta perubahan iklim yang berdampak pada kualitas dan ketersediaan habitat mereka. Polusi dan pencemaran air semakin memperburuk situasi dengan mengurangi kualitas lingkungan tempat bekantan hidup. Upaya konservasi yang efektif sangat penting untuk melindungi bekantan dari ancaman-ancaman ini dan memastikan keberlanjutan spesies mereka di alam liar.

Penulis: Khalisdhia Falah Baldimaron