Mamalia merupakan sebutan untuk semua hewan yang memiliki ciri khusus melahirkan dan menyusui. Persebaran yang cukup luas meliputi udara, darat dan air membuat mamalia memiliki karakteristik yang berbeda-beda disetiap spesiesnya.
Salah satu mamalia yang cukup populer adalah Pesut Mahakam, mamalia air yang dapat ditemui di Kawasan Asia. Hewan ini memiliki nama ilmiah Orcaella brevirostris yang berarti orca kecil dengan moncong pendek.
Menenal ciri umum dari pesut Mahakam
Pada usia dewasa, hewan ini memiliki panjang 2-2,7 m dengan berat 90-150 kg, dimana jantan selalu memiliki ukuran yang lebih besar daripada betina. Bayi pesut Mahakam yang baru lahir memiliki panjang rata-rata 90 cm dengan berat 10-12 kg. Berbeda dengan lumba-lumba pada umumnya, pesut Mahakam tidak memiliki moncong sehingga menjadi ciri khas morfologi yang paling mudah dikenali.
Kemampuan berkomunikasi yang unik
Pesut Mahakam memiliki kemampuan unik yaitu memancarkan frekuensi suara tinggi secara konstan. Suara ini digunakan untuk orientasi, mencari makanan, dan mendeteksi benda yang berada disekitar dengan ukuran panjang gelombang sekitar 120 kHz sehingga bisa dikategorikan sebagai gelombang ultrasonik.
Tak hanya itu, mamalia yang berasal dari keluarga Delphinidae ini menggunakan berbagai suara untuk mengekspresikan suasana hati dengan frekuensi berkisar antara 0,8 – 18,4 kHz.
Menelisik keseharian pesut Mahakam
Pesut Mahakam merupakan perenang yang lambat namun pandai melakukan akrobat seperti melompat dari air. Pesut Mahakam juga merupakan satwa yang ramah, hal ini ditunjukkan dengan perilaku melambaikan sirip serta mengibaskan ekor untuk menyipratkan air.
Salah satu perilaku unik lainnya adalah kebiasaan menyemprotkan air secara horizontal dari mulut untuk memudahkan mereka mencari makan. Selain itu, mereka juga dapat menyemprotkan air secara vertikal melalui lubang di kepala mereka untuk menarik perhatian betina.
Satwa yang sudah terancam penuh
Sejak tahun 1990 hingga sekarang, pesut mahakam mengalami penurunan populasi yang cukup drastis, sehingga pada tahun 2000 pesut Mahakam dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah (Critically Endagered) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Menurut Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) pada tahun 2022, diperkirakan hanya tersisa 67 hingga 75 ekor pesut Mahakam yang mendiami sungai Mahakam.
Pesut Mahakam memiliki ancaman selayaknya makhluk hidup penghuni perairan lainnya, jaring rengge salah satu ancaman terbesar bagi pesut Mahakam, sebesar 66% kematian pesut Mahakam disebabkan oleh jaring ini. Selain itu, penurunan populasi makanan akibat eksploitasi sumber daya perairan yang berlebihan dan pencemaran pada daerah perairan mengakibatkan pesut Mahakam kekurangan sumber pakan sehingga menimbulkan kematian serta penurunan pupulasi jangka panjang.
Penulis: Khalisdhia Falah Baldimaron