Pecuk Padi, Burung Air yang Serba Bisa

Pecuk Padi, Burung Air yang Serba Bisa

Pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris) yang dikenal dengan nama Little Black Cormorants atau Little Black Shag merupakan burung air dari keluarga Phalacrocoracidae yang tersebar dari Australia, New ZealandĀ  hingga Jawa. Habitatnya berada di dekat sungai-sungai kecil, danau, muara pesisir, teluk, dan pelabuhan.

Pecuk padi hitam memiliki panjang tubuh hingga 60 cm, seluruh bulunya berwarna hitam dengan bulu punggung terlihat seperti sisik dan akan berwarna kehijauan ketika tersinari cahaya.

Iris mata pecuk padi hitam berwarna hijau kebiruan dengan paruh abu-abu kehitaman. Jantan dan betina memiliki warna bulu yang identik. Ketika masa kawin bulu putih akan muncul di sekitar kepala, leher dan belakang mata.

Pecuk padi hitam dapat ditemukan dalam kelompok besar dan terkadang terbang di atas permukaan air dalam formasi V. Mereka juga kerap ditemukan bertengger untuk berjemur bersama koloninya.

Penerbang dan Perenang Yang Handal

Pecuk padi hitam mencari makan di dalam air. Mereka memburu ikan tembang, kembung, teri maupun tenggiri. Dalam usahanya mencari makan, pecuk padi menemukan banyak hambatan, salah satunya adalah angin. Angin yang berada di lautan dapat mencapai kecepatan 3-50 km/ jam, sehingga pecuk padi hitam harus mengembangkan strategi agar tetap dapat mencari makan.

Untuk terbang, hewan ini menerapkan 6 tipe terbang yang berbeda. Pecuk padi hitam akan terbang rendah mendekati permukaan air dimana kecepatan angin tidak terlalu tinggi, kemudian akan terbang zigzag dan naik turun untuk menjaga lintasan agar tubuhnya tidak terhempas angin. Apabila angin tidak terlalu kencang, pecuk padi hitam akan memilih terbang dengan cara meluncur (Gliding) atau melesat seperti panah dengan sayap sedikit terbuka agar dapat mendorong udara belakang dan terbang dengan stabil.

Selain kemampuan terbangnya yang hebat, pecuk padi hitam juga merupakan perenang yang handal. Kakinya memiliki selaput yang sepenuhnya berfungsi untuk berenang di air, sehingga ketika berjalan di darat Ia agak kesulitan. Kaki ini sangat membantunya ketika mencari ikan. Pecuk padi hitam dapat menyelam selama 45 detik.

Bersama Menjadi Kuat

Selain angin yang menjadi salah satu masalah bagi pecuk padi hitam, hewan ini juga harus menghadapi masalah lain untuk bertahan hidup. Burung cikalang, yang dikenal sebagai perampok, seringkali menyerang kepala pecuk padi hitam yang membawa makanan di paruhnya.

Saat terganggu, pecuk padi hitam akan memuntahkan makanannya, yang kemudian akan dicuri oleh burung Cikalang. Untuk mengatasi hal ini, pecuk padi hitam menggunakan taktik berkelompok. Mereka akan terbang dalam kelompok yang terdiri dari 4-10 ekor sehingga burung cikalang enggan mendekat.

Arsitek Yang Kreatif

Saat musim kawin berlangsung antara bulan Oktober hingga Desember, pecuk padi lebih suka bersarang di hutan mangrove pesisir pantai yang memiliki banyak dahan dan ranting. Mereka menggunakan pohon bakau seperti Rhyzopora mucronata dan Rhyzopora stylosa untuk menempatkan sarang mereka.

Pecuk padi hitam bersarang dalam koloni, dan sarangnya mudah dikenali karena penuh dengan kotorannya sendiri. Meskipun demikian, kerangka sarang ini dirancang dengan baik untuk menahan angin laut.

Sarang pecuk padi hitam terdiri dari tiga bahan utama: bahan pondasi dan dinding sarang terbuat dari ranting kuat yang bercabang, tidak bercabang, dan berdaun dengan diameter besar; lapisan kedua menggunakan bahan lentur seperti tali dan rumput untuk mengikat; dan lapisan atas terdiri dari bahan lembut seperti daun dan ganggang untuk meletakkan telur.

Kombinasi ketiga lapisan ini membuat sarang pecuk padi hitam menjadi tempat yang nyaman dan kokoh untuk bertelur dan membesarkan anak-anaknya.

Penulis: Ulan Kurniawati