Buaya senyulong (Tomistoma schlegelii) merupakan spesies buaya yang berasal dari keluarga/famili Gavilidae, famili yang sama dengan buaya gharial (Gavialis gangeticus). Kedua jenis buaya tersebut memiliki kemiripan di bagian moncongnya yang ramping.
Senyulong tersebar di wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Lain halnya dengan gharial yang mendiami wilayah India dan Nepal. Selain moncong yang ramping, masih banyak lagi keunikan yang dimiliki oleh buaya Senyulong. Berikut beberapa diantaranya:
Morfologi
Buaya senyulong merupakan termasuk buaya besar yang memiliki moncong ramping yang dilengkapi dengan 76-84 gigi runcing tajam, mirip dengan gharial (Gavialis gangeticus), dari situlah buaya senyulong dijuluki gharial palsu atau false gharial.
Buaya jenis ini juga memiliki tubuh ramping dan ekor yang kuat berotot, mata dan lubang hidung di atas kepala, serta katup palatal yang mencegah air masuk ke tenggorokan saat berada di bawah air seperti buaya pada umumnya.
Panjang buaya ini bisa mencapai 4-5 meter dan bahkan bisa tumbuh lebih besar lagi. Berat buaya senyulong juga tak kalah dengan buaya lain, buaya dewasanya dapat mencapai 93-201 kg. Jantan lebih panjang dan lebih berat dibandingkan betina.
Dari segi warna tubuh, individu remaja hingga dewasanya memiliki warna gelap, terkadang juga coklat kecokelatan, terdapat garis hitam di ekor dan badan serta bercak gelap di rahangnya. Perutnya berwarna krem sampai putih.
Habitat
Buaya Senyulong dapat ditemukan di wilayah-wilayah seperti rawa gambut, hutan yang tergenang, danau, sungai, dan bahkan di pinggiran hutan hujan dekat sungai. Buaya ini juga memerlukan area terestrial untuk berjemur serta membuat sarang.
Sarang buaya senyulong biasanya dibangun berbentuk gundukan. Sarangnya dibangun menggunakan bahan-bahan seperti gambut, ranting, tumbuhan muda, daun kering, serta pasir.
Telur yang Cukup Besar
Buaya moncong ramping satu ini memiliki telur cukup besar dengan lebar hingga 6,2 cm dan panjang 9,5 cm. Selain ukurannya yang besar, berat dari telurnya juga bisa mencapai hampir dua kali lipat berat telur buaya lainnya dengan berat hingga 155 gram.
Betina dapat bertelur hingga 20-60 telur dalam rentan waktu 1-2 minggu setelah mulai bersarang. Telur buaya senyulong akan menetas setelah 90-100 hari.
Predator Air
Terkenal sebagai predator ganas. Mereka diketahui dapat menangkap monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan monyet lainnya dari tepi sungai, menerkam dan menenggelamkan mangsanya, atau memukulkannya ke tepi sungai dengan ekornya yang kuat.
Mangsa lainnya termasuk babi hutan, kancil, anjing, berang-berang, burung, bahkan reptil lain seperti kura-kura, biawak, dan ular, serta invertebrata air dan darat.
Ancaman terhadap Eksistensinya
Buaya Senyulong adalah hewan berumur panjang dengan perkiraan umur di alam liar 60 hingga 80 tahun, mirip dengan buaya lainnya. Senyulong dewasa biasanya aman dari predator karena ukurannya yang besar.
Namun, telur dan anakannya biasanya dapat dimangsa oleh babi hutan dan reptil yang lebih besar, seperti biawak. Telurnya juga dapat dikumpulkan dan dikonsumsi oleh manusia. Sehingga campur tangan manusia dapat berpengaruh terhadap populasi dan kelangsungan hidup buaya senyulong di alam.
Hingga saat ini, status konservasi dari buaya senyulong adalah rentan berdasarkan daftar merah IUCN (The International Union for Conservation of Nature).
Keunikan yang dimiliki buaya senyulong tentunya menjadikan indonesia mempunyai keanekaragaman satwa dengan macam-macam ciri khasnya. Maka dari itu, keberadaannya di alam tentunya harus tetap dijaga. Sebagaimana alam telah memberikan segala kebaikannya untuk kita.
Penulis: Lingga