Burung Setia, Maskot Kalimantan Barat yang Bernasib Malang

Burung Setia, Maskot Kalimantan Barat yang Bernasib Malang

Burung rangkong gading atau the helmeted hornbill (Rhinoplax vigil) merupakan spesies terancam punah yang berasal dari Asia Tenggara. Jumlahnya menurun karena perdagangan ilegal bagian penutup kepala (casque).

Bagian casque digunakan untuk bahan perhiasan, ornamen, dan obat-obatan tradisional. Penutup kepalanya terbuat dari keratin, mirip dengan gading gajah, dan harganya bisa mahal di pasar gelap.

Ciri-ciri Fisik
Rangkong merupakan salah satu jenis burung bertubuh besar dengan panjang tubuh bervariasi antara 65-170 cm dan berat tubuh 290-4200 gr. Jenis kelamin rangkong dewasa dapat dikenali melalui perbedaan warna casque, warna sayap, paruh, mata dan ukuran tubuh.

Burung jantan memiliki warna bulu yang lebih mencolok dan ukuran tubuh yang lebih besar daripada betina. Hampir seluruh tubuh tertutup oleh bulu dengan berbagai warna; hitam, abu-abu, putih dan sedikit variasi warna lain (kuning dan merah) pada bagian kulit leher, kepala, dan lingkar mata.

Perilaku Unik
Burung rangkong gading dikenal dengan kebiasaan bersarangnya yang unik. Rangkong gading betina tidak akan terbang mencari makan, tetapi berdiam di dalam sarang kayu yang memiliki lubang sambil mengerami telur.

Rangkong gading jantan mempertahankan wilayahnya dan mencari makan. Fakta menarik lainnya dari burung enggang gading adalah kesetiaannya terhadap pasangannya sampain seumur hidup (monogami).

Maskot Kalimantan Barat
Mengutip dari web Rangkong Indonesia, rangkong gading ditetapkan sebagai maskot Kalimantan Barat sejak tahun 1990. Rangkong gading dipilih oleh masyarakat dayak karena memiliki banyak sekali filosofi dari perilaku dan ciri fisik satwa ini. Rangkong dianggap memiliki sifat keluhuran dan berjiwa pemimpin serta sifatnya yang setia melambangkan sifat tanggung jawab. Bukan hanya itu, masyarakat dayak juga percaya bahwa rangkong gading ini simbol melindungi, kemakmuran, kesucian, dan ketegasan.

Konservasi dan Ancaman Kepunahan
Rangkong gading adalah ikon konservasi dari hutan tropis di Asia. Pada tahun 2015, status IUCN burung ini dinaikkan dari Near Threatened menjadi Critical Endangered atau satu tahap lagi menuju kepunahan. Rangkong gading juga dilindungi oleh CITES dengan status Appendix I semenjak tahun 1975 karena mengingat fungsi ekologisnya yang sangat penting.

Spesies ini menghadapi ancaman kepunahan dengan hilangnya habitat dan sumber makanan, tingkat reproduksi yang relatif rendah, dan juga perburuan untuk mengambil casque sebagai bahan baku perhiasan, ornamen, dan obat-obatan tradisional. Semua ini dikarenakan casque dari rangkong gading memiliki kerapatan pori-pori yang lebih kecil dibandingkan gading gajah.

Upaya penyelamatan rangkong gading antara lain dengan mengurangi permintaan produk rangkong, meningkatkan penegakan hukum, dan mengidentifikasi populasi penting serta titik perburuan untuk upaya konservasi. dan telah dinyatakan terancam punah oleh IUCN, namun upaya penegakan hukum belum memadai.

Penulis: Inge Oktavianti

https://rangkong.org/berita/enggang-gading-si-burung-besar-maskot-kalimantan-barat