Serangga,merupakan salah satu kelompok (kelas) dari filum Arthropoda, yang dikenal sebagai hewan berkaki enam.
Serangga atau yang disebut sebagai insect dalam Bahasa Inggris, berasal dari kata Insectum yang berarti “terpotong”. Kata ini berasal dari Bahasa Latin, yang menjelaskan bahwa serangga, memiliki bagian tubuh yang terpotong atau terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: kepala yang terdapat mulut, mata dan antena (Caput), dada (Thoraks), serta perut yang juga dilengkapi dengan sayap (Abdomen).
Bagian tubuh ini, nantinya dapat digunakan dalam dasar dari pembagian klasifikasi serangga lebih lanjut (taksonomi) dengan melihat perbedaan bentuk dan ukuran pada struktur tubuhnya, meliputi lokasi dan jumlah mata, antena, dan organ pelengkap lainnya pada tubuh. Ukuran serangga sangat beragam, mulai dari ukuran milimeter seperti Silverfish sampai yang tercatat berukuran paling panjang yaitu serangga tongkat Phobaeticus serrtipes dengan panjang 260 mm.
Adaptasi yang Mengagumkan
Kelompok serangga mencakup sekitar 75% dari seluruh hewan di yang berada bumi. Sehingga, serangga dapat dikatakan sebagai penguasa dunia karena merupakan kelas organisme yang paling melimpah. Hal ini disebabkan karena habitat serangga dapat mencakup hampir seluruh lingkungan di bumi. Jumlah keanekaragaman yang tinggi ini dapat ditemui di daerah tropis, termasuk di Indonesia.
Rahasia dari kemampuan serangga untuk dapat hidup di hampir seluruh jenis lingkungan, disebabkan oleh kemampuan adaptasi mereka yang sangat luar biasa. Serangga, dapat bertahan hidup untuk hidup di area yang ekstrim seperti gurun, daratan tinggi, danau, hingga pantai.
Proses Perbanyakan Diri
Serangga memiliki tahapan hidup yang disebut sebagai metamorfosis. Tahap ini, memiliki tiga jenis, yaitu; tanpa metamorfosis, metamorfosis sempurna, dan metamorfosis tidak sempurna.
Pada kelompok serangga tanpa metamorfosis, individu dewasa akan bertelur dan ketika anaknya lahir, akan memiliki bentuk yang sama persis dengan induknya. Sedangkan, perbedaan pada serangga dengan metamorfosis sempurna dan tidak sempurna, dibedakan pada fase pupa / kepompong.
Pada fase kepompong ini, ulat akan mengugurkan kulitnya dan akan berganti menjadi cangkang sebelum meleburkan seluruh bagian tubuhnya. Pada fase pupa ini, larva akan menyusun ulang bagian tubuhnya didalam cangkang untuk menjadi individu dewasa yang ditandai dengan tumbuhnya sayap.
Pada kelompok yang bermetamorfosis tidak sempurna, nimfa akan berganti kulit secara bertahap hingga memasuki fase akhir (dewasa) yang ditandai dengan munculnya sayap. Sebagai catatan, anakan dari serangga yang bermetamorfosis sempurna, disebut sebagai larva sedangkan pada anakan dari serangga yang bermetamorfosis tidak sempurna disebut sebagai nimfa.
Peran Serangga
Serangga, mempunyai peran bagi lingkungan, beberapa serangga seperti lebah madu, kupu-kupu serta ngengat, memiliki peran penting dalam penyerbukan tanaman (pollinator) dan dapat menghasilkan madu yang dapat dikonsumsi.
Beberapa serangga juga diketahui berperan penting dalam proses dekomposisi dan penguraian. Selain itu, serangga juga dapat digunakan sebagai indikator kesehatan suata lingkungan.
Namun, beberapa jenis dari serangga juga memiliki peran yang merugikan, seperti kecoa dan lalat yang mampu membawa penyakit berbahaya bagi manusia.
Penulis: Christian Flo