Tarantula merupakan laba laba dari kelompok Theraphosidae. Yaitu, kelompok laba- laba yang berbulu dan berukuran lebih besar dari kelompok laba-laba lainnya. Tarantula dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia, mulai dari kawasan: tropis, subtropis, hingga gurun, terkecuali di kawasan antartika. Habitat mereka pada umumnya berada pada kawasan hutan hujan, gurun, dan semak belukar. Pada setiap iklim dan wilayah, tarantula memiliki variasi dalam warna dan perilaku yang disesuaikan dengan habitatnya untuk keperluan beradaptasi dan pertahanan diri.
Keunikan Morfologi Tarantula
Secara umum, pembeda utama dari tarantula dengan kelompok laba-laba lainnya adalah “bulu” yang hanya dimiliki oleh kelompok Theraposidae. Seluruh bagian tubuh tarantula, termasuk kedelapan kakinya ditutupi dengan bulu-bulu kecil.
Tubuh tarantula terbagi menjadi dua segmen tubuh, yaitu: Cephalothorax (kepala dan dada yang menyatu) dan Abdomen (perut). Pada bagian cephalothorax, terdapat rahang yang sangat kuat dengan taring berbisa. Taring ini dapat bergerak ke depan dan ke bawah (seperti sekop) yang dapat digunakan untuk “menyedot” makanannya.
Sama seperti kelompok arthropoda lainnya, tarantula juga memiliki kerangka luar yang keras yang harus dilepaskan setiap kali terjadi proses pertumbuhan yang dikenal sebagai molting. Uniknya, sebelum melakukan proses molting, tarantula akan membuat semacam “Kasur” dari jaring – jaring untuk memudahkan proses pergantian kulitnya.
Ketika proses molting berlangsung, tarantula akan membalikan tubuhnya (mirip dengan proses molting pada kepiting). Setelah prosesnya selesai, tarantula akan beristirahat agar kerangka luar yang baru mengeras, baru kemudian akan ia akan membalikkan tubuhnya kembali.
Kehidupan Sosial Tarantula
Tarantula merupakan hewan soliter (hidup sendiri) yang dapat membuat “sarang” baik didalam tanah maupun dicelah bebatuan dan kayu. Sarang ini menjadi tempat bagi mereka untuk beristirahat dan bersembunyi. Bentuk sarang tarantula bervariasi, ada yang merupakan lorong dengan fondasi jaring atau hanya berupa lubang pada bebatuan dan kayu yang ditutup dengan kayu, atau kerikil yang menempel pada “pintu” yang terbuat dari jaring.
Tarantula juga merupakan hewan predator, yang aktif dimalam hari (nocturnal). Makanan kesukaan mereka merupakan hewan kecil seperti serangga, katak, kodok, kadal dan tikus hingga burung kecil. Sebagian besar tarantula merupakan predator aktif, artinya mereka tidak menjebak atau menangkap makanannya dengan jaring, namun mereka akan berburu atau mencari makanannya secara aktif.
Pada beberapa spesies, mereka akan memasang perangkap untuk menyergap makanannya dari dalam sarang mereka. Setelah tarantula menangkap makanannya dengan kakinya, mereka akan menyuntikkan racun yang berfungsi untuk melumpuhkan. Kemudian, tarantula akan menggigit mangsanya dengan taringnya sambil mengeluarkan enzim pencernaan untuk “mencairkan” tubuh korbannya sehingga mereka dapat menyedotnya melalui mulut mereka.
Ketika memasuki musim berkembang biak, tarantula betina akan membuat kepompong sutra di dalam sarangnya, kempompong yng bentuknya mirip dengan bantal ini berfungsi untuk menaruh telur dan “mengerami” telurnya hingga menetas. Setelah telur diletakkan, tarantula betina akan menutup kepompongnya kembali dengan sutra dan kemudian menjaganya selama 6 hingga 9 minggu hingga anakan menetas. Mereka akan keluar dengan sendirinya saat berusia dua hingga tiga minggu.
Fakta Unik
Spesies tarantula terbesar didunia, dapat ditemukan di Benua Amerika Selatan. Jenis tarantula ini termasuk kedalam genus Theraphosa, dan dapat ditemukan di kawasan hutan hujan Amazon. Tarantula ini dikenal sebagai tarantula goliath pemakan burung (T. blondi). Jenis tarantula ini memiliki panjang tubuh hingga 7,5 cm dengan rentang kaki mencapai 30 cm. Dalam beberapa kasus, jenis tarantula ini akan menangkap dan memakan burung yang berukuran kecil.
Penulis : Christian Flo