BRIN bikin gebrakan di World Water Forum ke-10! Mereka perkenalkan teknologi tangga ikan buat bantu jaga populasi ikan di sungai. Kolaborasi mereka dengan berbagai pihak menunjukkan komitmen serius dalam hadapi masalah lingkungan.
BRIN, atau Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia, akan memperkenalkan teknologi tangga ikan di World Water Forum ke-10. Forum ini merupakan ajang internasional yang membahas isu-isu terkait air dan diadakan di Bali, Indonesia dari tanggal 18 hingga 25 Mei 2024. Teknologi tangga ikan ini dirancang untuk membantu menjaga biodiversitas ikan air tawar dan merupakan salah satu dari banyak inovasi yang dipresentasikan di forum tersebut untuk mendukung keberlanjutan sumber daya air dan sanitasi.
Menurut Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN Arif Wibowo, “agar ikan dapat bermigrasi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya, inovasi tangga ikan ini diperlukan untuk memfasilitasi fenomena tersebut”
Tangga ikan adalah solusi inovatif untuk menyelamatkan ikan dari hambatan di sungai, seperti bendungan dan bangunan lainnya, membantu memulihkan populasi yang terancam punah.
Teknologi tangga ikan tak hanya membantu ikan berpindah di sungai, tapi juga melindungi populasi ikan dan menjaga keberagaman spesies. Hal ini berarti lebih banyak sumber protein bagi komunitas lokal yang bergantung pada sungai. Sehingga populasi dan jenis-jenis ikan terus terjaga.
Di negara-negara maju seperti Eropa, Amerika, dan Australia, serta di negara-negara Asia Tenggara seperti Laos, Myanmar, dan Kamboja, tangga ikan telah menjadi solusi yang diakui untuk menyelamatkan populasi ikan sungai.
Dalam proyek tangga ikan ini BRIN bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Charles Sturt University, Kementerian PUPR, perusahaan swasta, dan dinas sumber daya air provinsi dalam proyek riset ini. Proyek tersebut didukung oleh berbagai lembaga, termasuk RIIM, ACIAR, dan The Australian Water Partnership.
Selain itu BRIN juga telah menyiapkan berbagai teknologi lain untuk mengatasi dampak iklim dan cuaca ekstrem, termasuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menjaga ketersediaan air di waduk irigasi dan pembangkit listrik tenaga air, serta untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan.
Penulis : Ady Kristanto