Tergolong mamalia laut, nama pesut Mahakam identik dengan nama salah satu sungai di Kalimantan. Ternyata benar, di Indonesia populasi satwa yang mirip lumba-lumba ini hanya ada di Sungai Mahakam.
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) tinggal dalam ekosistem perairan. Pesut yang hidup di sekitar wilayah pantai memanfaatkan daerah teluk-teluk dan muara-muara sungai untuk mencari makan, kawin dan istirahat.
Populasi pesut Mahakam ini hidup di berbagai habitat. Termasuk laut pesisir dan lingkungan tropis air tawar di Asia Tenggara, Indonesia dan Teluk Benggala.
Ada lima populasi pesut Mahakam yang terisolasi di Myanmar mereka tinggal di Sungai Ayeyarwady yang juga dikenal sebagai Sungai Irrawaddy.
Di Kalimantan mereka tinggal di Sungai Mahakam. Di Kamboja dan Laos mereka tinggal di Sungai Mekong. Di India tinggal di Danau Chilka dan di Thailand mereka tinggal di Danau Songkhla.
Populasi pesut Mahakam laut berada di perairan pantai terlindung, dimana air tawar mengalir seperti delta sungai, aliran bakau dan muara.
Morfologi Pesut Mahakam
Pesut Mahakam memiliki wajah dan kepala bulat yang karismatik. Dari situ dapat langsung kita kenali karena tidak memiliki moncong. Mereka terlihat seperti bayi beluga, hanya saja memiliki sirip di punggung.
Memiliki wajah ekspresif berkat bibirnya yang dapat ia gerakkan. Di sekitar lehernya terdapat lipatan sehingga memungkinkan pesut Mahakam menggerakkan kepala ke segala arah.
Seluruh badannya berwarna abu-abu, tetapi memiliki warna yang lebih terang di bagian perutnya. Jantan memiliki panjang maksimum 2,7 meter dengan bobot 130 kg. Sementara betina memiliki panjang 2,3 meter dan bobotnya belum diketahui pasti.
Sirip pada punggungnya kecil. Lalu sirip tangannya panjang dan besar, dengan ujung depan melengkung membuat ekornya juga besar.
Perilaku dan Reproduksi
Di habitatnya, pesut Mahakam berkelompok, anggotanya enam hingga 25 ekor. Kelompok kecil ini biasa berkumpul untuk mencari makan.
Saat ada perahu, mereka berenang lambat untuk menghindar. Saat ketakutan pesut Mahakam menyelam. Terkadang mereka menampar ekor, mengosok tubuh atau berguling ke satu sisi sambil melambaikan sirip, dan mereka hanya melompat sesekali saja.
Pesut Mahakam dapat memuntahkan air ke permukaan. Perilaku ini rupanya bukan untuk memudahkan gerakan menangkap ikan. Gerakan ini hanya bagian dari perilaku sosialnya.
Pada dasarnya, mamalia laut ini bukanlah pemakan segala jenis ikan yang tersedia di habitatnya. Termasuk mangsa di dasar perairan, meski pesut Mahakam kerap muncul ke permukaan dengan lumpur di kepala atau punggungnya.
Cumi-cumi dan gurita adalah makanannya. Pergerakan mereka juga mengikuti pasang surutnya air. Mereka akan bergerak ke pantai dan muara sungai ketika air pasang tinggi. Saat pasang berakhir, ia pun bergerak lebih jauh ke lepas pantai mengikuti pergerakan mangsanya.
Ancaman dan Perlindungan
International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengategorikan pesut Mahakam masuk ke dalam daftar terancam punah (endangered) dan masuk dalam Appendix I pada CITES.
Selain menurunnya habitat pesut Mahakam, sejumlah ancaman turut menurunkan populasinya. Penyusutan habitat terjadi karena faktor antopogenik atau aktivitas manusia. Perubahan penggunaan lahan menyebabkan degradasi habitat. Bahkan habitat banyak spesies pun ikut hilang.
Ancaman lain terhadap kelestarian pesut Mahakam adalah kematian karena jaring nelayan. Sebab pesut Mahakam memiliki kecenderungan untuk memangsa ikan-ikan yang terjerat di jaring nelayan.
Ikan yang terperangkap tentunya akan lebih mudah ia mangsa, namun ancamannya juga besar bagi populasi pesut Mahakam.
Penulis : Zenobia Anwar
Editor : Ari Rikin