Boy group negeri ginseng Korea Selatan, BTS tahun 2015 lalu mendapat insipirasi lagu dari Paus biru Whalien-52. Keunikan mamalia ini, mereka tuangkan dalam sebuah lagu yang sarat pesan dan makna bagi semua penggemarnya.
Paus biru memiliki bahasa komunikasi (acoustic communication)
Komunikasi yang membuat vokalisasi ini juga bisa berfungsi untuk menjaga jarak antar individu. Selain itu juga berfungsi mengenali spesies dan individu, mentransmisikan informasi kontekstual, menjaga organisasi sosial. Serta mengenali kenampakan topografis dan menemukan makanan.
Kate Stanfford, seorang pakar paus dari Universitas Washington meneliti karakteristik paus ini hampir 10 tahun. Ia menghasilkan teori bahwa nyanyian paus tidak hanya untuk komunikasi dan menarik lawan Janis. Nyanyian paus juga merupakan salah satu cara paus untuk bersenang-senang atau menghibur dirinya.
Suara Berbeda Paus Biru di Samudera Pasifik
Berdasarkan penelitian Cummings dan Thompson tahun 1971, mereka memperkirakan seluruh kelompok Paus biru melakukan panggilan pada frekuensi dasar antara 10-40 Hz. Sebagai perbandingan frekuensi terendah yang manusia dengar adalah 20 Hz.
Panggilan Paus biru dapat berlangsung antara 10 hingga 30 detik. Terbayang jika paus biru dapat hidup di daratan dan mengeluarkan suara, pasti akan berisik sekali.
Lalu pada tahun 1989 Dr William Watkins peneliti dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) menemukan sesuatu yang berbeda. Ia menemukan frekuensi komunikasi satu individu Paus biru (Balaenoptera musculus) di luar Samudera Pasifik yang berbeda dengan individu lainnya.
Paus ini ia juluki dengan nama Whalien-52. Alasannya karena frekuensi komunikasi paus tersebut adalah 52 Hertz. Sementara Paus biru pada umumnya mengeluarkan komunikasi dengan frekuensi antara 12-25 Hz.
Fenomena ini adalah sesuatu yang abnormal karena Dr. Watkins menemukan seekor Paus biru jantan itu hidup sendirian di lautan dalam Samudera Pasifik.
Namun penemuan Dr. Watkins tidak sejalan dengan teori tentang Paus biru yang merupakan hewan laut yang selama hidupnya berkelompok dengan sesama jenisnya.
Kelompok besar ini biasanya terdiri dari 6.010 ekor Paus biru dewasa. Mereka akan bermigrasi setiap tahunnya sesuai dengan pergantian musim.
Selama penelitian Dr. Watkins nyaris tidak pernah menemukan seekor paus yang hidup di lautan sendirian dengan kurun waktu yang lama.
Pesan Lagu BTS Lewat Whalien-52
Pada penelitiannya Dr. Watkins menemukan Whaien-52 ini melakukan komunikasi terus-menerus sepanjang musim kawin, tetapi tidak ada satupun paus yang membalas ekolokasinya.
Tahun 1992 Angkatan Laut Amerika Serikat juga kembali menemukan paus tersebut di tengah laut Samudra Pasifik.
Fenomena unik ini, akhirnya melahirkan lagu Whalien-52 yang BTS lantunkan dalam album The Most Beautiful Moment in Life Part 2.
Pada lirik lagunya, BTS menjelaskan, Whalien-52 adalah seekor paus yang kesepian bersuara pelan dan bernyanyi sendirian.
Lirik “saya menuju masa depan saya, pantai biru itu dan percaya pada hertz saya” merupakan metafora bagi para remaja yang merasa terasingkan karena merasa berbeda dari orang lain.
Melalui lirik itu juga BTS menyampaikan pesan tidak perlu ragu untuk berbeda dari yang lain. Teruslah percaya diri dan semua orang akan berbeda namun akan terlihat unik pada akhirnya.
Penulis : A Zenobia Anwar
Editor : Ari Rikin
Sumber: www.elsevier.com