Kalangan penikmat dan pecinta kopi tentu tak asing dengan kopi Luwak. Meski bukan termasuk salah satu varietas kopi, jenis kopi ini banyak penikmatnya. Bahkan kopi luwak merupakan kopi terbaik dan termahal di pasaran dunia.
Ya, kopi ini memang berasal dari sisa biji kopi di pencernaan luwak yang keluar bersama kotorannya. Satwa nocturnal omnivore ini pakan umumnya adalah buah-buahan. Terkadang luwak juga suka memakan vertebrata kecil, reptil ataupun serangga.
Tergolong omnivore dari porsi dan presentase pakannya. Meski musang ini sering kali memakan ayam dan juga suka buah-buahan seperti pepaya, pisang, hingga kopi.
Oleh sebab itu, luwak dapat menyebarkan biji di hutan melalui fesesnya. Bahkan untuk luwak pemakan biji kopi, biasanya kotorannya masih berbentuk biji kopi. Di kalangan pecinta kopi, luwak terkenal karena produksi biji kopi dari hasil pencernaannya berkualitas.
Kopi luwak merupakan kopi termahal di pasaran dunia. Harganya sekitar US$ 100-600 per 500 gram. Harga jual kopi ini di Amerika Serikat bahkan hingga US$ 175. Untuk menikmati secangkir kopi luwak di California, seseorang harus merogoh kocek hingga US$ 30.
Morfologi dan Perilaku Luwak
Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) biasanya memiliki panjang 90 cm (termasuk ekor) dan rata-rata beratnya adalah 3 kg. Secara umum spesies ini memiliki warna rambut abu-abu kecokelatan dengan ekor hitam-cokelat mulus.
Punggung spesies ini berwarna abu-abu kecokelatan dengan variasi cokelat merah tua sampai kehijauan. Bagian tengah pungungnya berwarna lebih gelap biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas seperti bintik-bintik. Sementara perut bagian sampingnya berwarna lebih pucat.
Spesies ini memiliki ciri khas bintik-bintik pada seluruh tubuhnya. Wajah, kaki dan ekor cokelat gelap keputih-putihan seperti beruban.
Satwa yang aktif pada malam hari (nokturnal) ini bereproduksi sepanjang tahun. Namun terlihat kawin pada siang hari dengan kondisi yang lembap serta cahaya yang redup. Selama masa kawin yang singkat, biasanya pasangan luwak akan tetap tinggal bersama sampai anaknya lahir.
Induk musang biasanya melahirkan sekitar 2-4 anak. Lalu anak yang baru mereka lahirkan biasanya terlihat antara bulan Oktober hingga Desember. Sang induk akan mengasuh anaknya hingga bisa mencari makan sendiri. Biasanya anaknya mereka simpan di dalam lubang pohon atau goa.
Ekologi habitat dan Persebaran
Di alam, habitat yang luwak sukai antara lain semak-semak, hutan sekunder, perkebunan dan sekitar pemukiman manusia. Mereka dapat kita temukan di daerah dataran rendah hingga di daerah dengan ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Luwak juga tersebar di Asia Tengah, Selatan dan Tenggara. Mulai dari India, Sri Lanka, China bagian Selatan sampai Semenanjung Malaya ke Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Filipina.
Beberapa penelitian juga menyebutkan luwak terdapat di Selandia Baru dan Papua Nugini. Kemungkinan sebagai hasil introduksi.
Ancaman dan Status Konservasi
Sayangnya, saat ini luwak masih sering manusia perdagangkan untuk menjadi peliharaan di rumah. Banyak juga laporan satwa ini berpotensi sebagai reservoir dari bakteri patogen dan resistensi antimikroba. Namun kepastian atas informasi itu masih sangat terbatas.
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Musang luwak masuk ke dalam kategori least concern (LC) atau risiko rendah. Kemudian menurut Convention International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) masuk dalam kategori Appendix III.
Namun jika perburuan dan perdagangan secara ilegal terus menerus terjadi sangat mungkin statusnya bisa berubah. Selain itu banyak laporan satwa ini sebagai sumber zoonosis. Dengan begitu status Musang luwak mungkin naik ke Appendix II hingga Appendix I.
Penulis : A. Zenobia Anwar
Editor : Ari Rikin
Sumber: IUCN Redlist, Checklist of CITES Species, IPB Repository