Suara Jalak Bali yang Bermakna

Suara Jalak Bali yang Bermakna

Kicauan burung rupanya punya banyak makna. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) ternyata punya 15 tipe suara. Suara atau kicauan layaknya nyanyian, bahkan saat menemukan makanan, hewan ini punya suara yang berbeda, wow luar biasa bukan!

Karakteristik suara ini bisa diketahui lewat metode penelitian bioakustik. Metode ini merupakan ilmu biologi terapan yang mempelajari mengenai karakteristik suara, organ suara, fungsi suara, fisiologi suara, analisis suara dan manfaat suara pada hewan.

Di Indonesia, istilah bioakustik masing asing. Belum banyak yang menggunakan metode ini. Sementara di Eropa dan Amerika, bioakustik banyak peneliti gunakan untuk mempelajari perilaku, neuro, genetik hewan dan hal unik lainnya.

Di Indonesia, seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Aristya Setyaningrum mengunakan metode bioakustik untuk menemukan hal menarik pada Jalak Bali. Menurutnya, karakterisasi, suara merupakan salah satu karakter pembeda antara burung jantan dan burung betina.

“Pada umumnya burung yang memiliki suara yang melodious atau berirama adalah burung jantan,” kata Aristya.

Keunikan Suara

Jalak Bali sendiri merupakan tipe burung monomorfisme. Individu jantan dan betina mempunyai warna yang sama. Ketika mengamati di lapangan secara langsung atau visual sulit membedakan keduanya. Apalagi jenis ini merupakan tipe burung yang berkelompok 5 – 10 individu per kelompok.

Aristya melakukan penelitian Jalak Bali di Taman Nasional Bali Barat. Tepatnya di Pusat Pembinaan Curik Bali di Tegal Bunder dan habitat pascarilis di Pura Segala Rupek. Pengambilan data menggunakan voice recorder dengan mode linear.

Data rekaman suara yang ia peroleh dianalisis menggunakan software Avisoft SAS-Lab versi lite, lalu ia mendapatkan spektrogram dan nilai kuantitatif penyusun suara yang meliputi frekuensi, durasi, interval, jumlah frasa, silabel dan element. Hasilnya burung Curik Bali memiliki 15 tipe suara yang terdiri dari 10 suara call dan 5 suara song.

Berdasarkan tipenya, ada dua jenis suara pada burung, yaitu call (panggilan) dan song (nyanyian). Tipe suara call Jalak Bali gunakan untuk berkomunikasi sesama burung. Suara ini sebagai isyarat adanya musuh (respon predator), saat terkejut dan suara ketika menemukan makanan. Tipe suara call terdapat pada individu jantan dan betina.

Jenis suara song merupakan tipe suara sebagai pernyataan wilayah kekuasaan (territorial declare) dan atraksi untuk memikat betina. Umumnya tipe suara song ini hanya terdapat pada burung jantan. Walau pada beberapa burung betina jenis tertentu juga memiliki kemampuan untuk bernyanyi.

Jantan Lebih Banyak Bersuara

Lebih lanjut dari hasil penelitian bioakustik ini, pada tipe call jantan, ada 2 suara yang memiliki kemiripan dengan 9 suara call betina. Namun yang membedakan nilai fundamental frekuensinya.

Perbedaan karakter frekuensi pada burung jantan dan betina ini karena, individu jantan lebih sering bersuara. Umumnya jantan menjaga daerah jelajah (teritorial). Selain itu jantan juga menjaga kelompoknya dari pejantan lain. Jantan juga mengarahkan kelompoknya ke pohon pakan.

Intinya suara yang jantan keluarkan seperti perintah atau penegasan. Sedangkan suara call betina hanya untuk berkomunikasi antar betina dan membalas panggilan jantan. Oleh sebab itu frekuensinya tidak setinggi jantan.

Dari studi bioakustik dengan rekaman suara terhadap Jalak Bali ini terlihat jelas pola interaksi antar individu jantan dan betina. Jika pengamatan hanya secara visual, pola interaksi mereka dalam suatu kelompok akan membingungkan.

Sumber :

Craig, A. J. F., C. J. Feare, and C. J. Sharpe (2020). Bali Myna (Leucopsar rothschildi), version 1.0. In Birds of the World (J. del Hoyo, A. Elliott, J. Sargatal, D. A. Christie, and E. de Juana, Editors). Cornell Lab of Ornithology, Ithaca, NY, USA.

Ehrlich, Paul R.; David S. Dobkin & Darryl Wheye (2008). “Bird Voices” and “Vocal Development” from Birds of Stanford essays”.

Satria (2014). Mahasiswa UGM Teliti Curik Bali Dengan Bioakustik. https://www.ugm.ac.id/id/berita/9525-mahasiswa-ugm-teliti-curik-bali-dengan-bioakustik.

Penulis : Ady Kristanto

Editor : Ari Rikin