Lutung hitam (Trachypithecus mauritius) merupakan jenis primata endemik Pulau Jawa dan Bali yang populasi dan habitatnya semakin memprihatinkan. Selain statusnya, fauna ini punya keunikan saat masih bayi.
Saat berusia 2-3 bulan, bayi Lutung hitam memiliki keunikan warna rambut yang bisa berubah seiring pertumbuhan dan usianya. Saat lahir, bayi Lutung hitam berwarna oranye. Namun pada usia 4-7 bulan warna rambut mulai bercampur karena distribusi pigmen eumelanin pada rambut dan kulit yang belum sempurna. Lalu mulai usia 1 tahun 10 bulan warna rambut sudah mulai konsisten hitam.
Perubahan warna karena melanogenesis. Kondisi ini mempengaruhi rasio eumelanin ataupun feomelanin. Rasio eumelanin dan feomelanin dapat pengaruh dari beberapa gen pigmentasi.
Melanogenesis merupakan proses pembentukan melanin. Sebab pigmen melanin baik eumelanin maupun feomelanin menentukan warna kulit dan rambut.
Ketika lahir bayi Lutung hitam memiliki rasio pigmen eumelanin lebih rendah dari pada feomelanin. Maka dari itu warna bayi Lutung hitam terlahir dengan warna rambut oranye.
Gen MC1R Cermati Perubahan Warna Rambut Lutung hitam
Untuk mendalami lebih jauh soal perubahan warna rambut Lutung hitam bisa mengacu pada Gen MC1R (Melanocortin-1 Receptor). Gen MC1R ini merupakan salah satu jenis reseptor yang tergolong kelompok receptor pasangan Protein-G atau G-protein coupled receptor (GCPR) yang terdapat pada membran melanosit epidermal dan folikel rambut. Perannya menjadi salah satu gen penentu warna pada mamalia.
Lalu Gen MC1R menstimulasi melanosit dan menghasilkan dua pigmen yang berbeda. Pertama, eumelanin yang menyebabkan warna rambut Lutung hitam menjadi hitam begitu juga dengan warna kulitnya. Sementara Feomelanin yang menyebabkan warna rambut Lutung hitam menjadi oranye ketika lahir.
Kemudian gen MC1R dengan primer MC1R_F mendeteksi 183 pasang basa yang dapat melihat dimorfisme pada bayi Lutung hitam. Gen terlihat mulai berbeda pada saat perkembangan usia.
Regulasi Gen MC1R pada eumelanin bertanggungjawab dalam pigmentasi warna gelap hingga hitam sebagai fotoprotektif terhadap radiasi Ultra Violet (UV). Sedangkan regulasi Gen MC1R pada feomelanin bertanggung jawab dalam pigmentasi warna oranye menjadi sensitif terhadap radiasi UV atau fotosensitif.
Rawan Perburuan dan Perdagangan Satwa
Terlihat unik, fauna ini pun rawan penangkapan, perburuan, pemeliharaan ilegal dan perdagangan satwa. Kondisi ini mengancam habitat Lutung hitam.
Penurunan populasi dan perubahan distribusi spasial Lutung hitam ini karena kegiatan manusia dan fragmentasi habitat. Akibatnya, Lutung hitam hidup dalam isolasi. Hal ini tidak hanya terjadi di Pulau Jawa namun terjadi di Bali.
Saat ini International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengelompokkan Lutung hitam dalam kategori vulnarable (VU). Namun Lutung hitam belum masuk ke dalam Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES).
Penulis : Zenobia Anwar
Editor : Ari Rikin
Sumber: Supriatna, J. 2019. Field Guide to The Indonesia Primates. Jakarta: Pustaka Obor. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.